Proses produksi yang dijalankan oleh suatu perusahaan – baik itu perusahaan dagang, perusahaan jasa, maupun perusahaan manufaktur – pasti harus terdapat yang namanya manajemen persediaan atau dapat disebut juga dengan pengelolaan persediaan. Manajemen persediaan atau pengelolaan persediaan pada suatu perusahaan umumnya dipegang oleh seorang operation manager. 


Untuk seorang operation manager, menentukan tingkat persediaan atau inventory yang tepat merupakan pekerjaan yang sangat penting untuk dilakukan. Jangan sampai inventory atau persediaan barang dalam suatu perusahaan masih memiliki stok yang banyak. Hal tersebut akan membuat uang yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan akan mati dalam modal kerja karena membengkaknya biaya penyimpanan suatu barang dalam gudang misalnya biaya sewa gudang baru untuk menyimpan stok barang yang berlebih dan juga biaya gaji operator gudang untuk mengurus gudang baru tersebut.


Namun, jangan sampai juga inventory atau persediaan dalam suatu perusahaan terlalu sedikit. Hal ini dikarenakan jika inventory dalam suatu gudang perusahaan tinggal sedikit maka akan mengakibatkan stock out (kekurangan bahan baku) sehingga nantinya akan membuat pelanggan perusahaan tersebut kecewa dan bisa jadi mereka berpindah kerjasama ke perusahaan-perusahaan lainnya dengan industri yang sejenis. Demi menghindari terjadinya kelebihan dan kekurangan inventory atau persediaan dalam suatu perusahaan, maka di dalam manajemen persediaan (pengelolaan persediaan) dikenal dengan yang namanya istilah buffer stock


Bagi sebagian orang yang belum mengetahui apa itu buffer stock, maka simak penjelasan berikut tentang apa yang dimaksud dengan buffer stock itu sendiri di dalam manajemen persediaan. Buffer stock atau yang biasa disebut juga dengan safety stock (stok pengaman) merupakan persediaan yang biasanya disiapkan oleh sebuah perusahaan dengan cara melebihkan jumlah stok suatu barang dalam gudang dengan tujuan untuk mengantisipasi adanya stock out (kekurangan bahan baku atau barang). Resiko akan stock out biasanya muncul karena permintaan pelanggan yang terlalu tinggi dan tidak terduga datangnya akan permintaan atas suatu barang tersebut. Buffer stock atau safety stock dapat juga dikatakan sebagai persediaan cadangan di luar kebutuhan utama (persediaan barang utama yang ada). Buffer stock atau safety stock harus dikendalikan atau dikelola dengan baik dalam perencanaan produksi, baik itu stok untuk bahan baku (raw material) maupun stok untuk produk / barang jadi (finished good). 

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved