SEJARAH MANIK-MANIK ATAU BEADS

Manik adalah sejenis benda yang relatif sangat kecil yang berlubang di tengahnya sebagai tempat untuk dimasuki sejenis benang atau tali dan selanjutnya dirangkai sebagai untaian.

Bahan baku manik beraneka ragam, dapat terbuat dari cangkang kerang, batu, kayu, getah, biji-bijian, tulang, taring, kaca dan bahan-bahan sederhana lainnya hingga menggunakan bahan yang memerlukan pengolahan lebih lanjut dan keahlian khusus, seperti dari bahan keramik, plastik, porselen, dan logam mulia. Keindahan manik ini tergantung pada bahan yang dipakai, bentuknya, zat warna yang ditambahkan, keterampilan dan teknik pembuatannya.

Butiran benda kecil ini memiliki ragam jenis dan fungsi yang berbeda-beda karena manik-manik memiliki nilai dalam penggunaannya. Manik-manik bernilai keindahan atau seni karena sering digunakan sebagai perhiasan, yang selanjutnya menandakan strata sosial suatu individu. Manik-manik dalam komunitas tertentu dianggap memiliki nilai magis (sakral) untuk penolak bala atau sebagai jimat (amulet), bahkan sering digunakan dalam prosesi-prosesi upacara adat.

Selain itu manik-manik merupakan benda yang unik, dapat dibuat dari bahan yang sederhana seperti kerang-kerang yang diuntai ataupun dengan proses pengerjaan yang rumit. Ini karena manusia sudah mengenal cara mengendalikan api (pyrotechnology) sehingga bisa menghasilkan manik-manik berbahan kaca atau logam dengan kualitas yang lebih baik.

Manik-manik ditemukan di berbagai benua dan pembuatan manik pertama berbahan kerang pernah ditemukan di Eropa pada masaAcheul (250.000 -- 130.000 SM).

Manik batu sudah dikenal di Mesir dan Mesopotamia sejak 6.500 tahun SM. Manik biasanya terbuat dari kulit kerang, batu pirus, batu lapis lazuli atau batu amber yang berasal dari Laut Baltik, batu merjan berasal dari Laut Tengah. Di daerah Mesopotamia pernah ditemukan manik-manik gading dari kalsit tembus cahaya yang terbuat dari bahan kamelian, akik, dan kuarsa. Banyak di antaranya mempunyai ukiran yang menarik

Di Asia terutama zaman kekaisaran Moghul di India dan kekaisaran Cina, manik-manik menjadi salah satu aksesoris penting bagi wanita. Umumnya manik dipakai sebagai jimat. Teknik pembuatan manik batu dan pandai emas pada 2.500 tahun SM sangat baik. Manik ini kemudian tersebar ke Asia sebagai barang dagangan penting.

Di Amerika Selatan pada saat peradaban pra-Kolombia dan Meksiko, menghasilkan manik-manik dari kulit kerang, batu pirus, kuarsa, dan emas. Pada bagian lain Amerika, orang-orang Indian menggunakan manik-manik sebagai mata uang, kalung, gelang, ikat pinggang, dan dekorasi pakaian. Sedangkan di daerah India, pembuatan manik dari batu kuarsa sudah dikenal sejak ribuan tahun SM. Pusat penyebaran manik di India ialah Cambay dekat Gujarat di India Barat dan Arikamedu di pantai tenggara India.

Manik-manik banyak ditemukan arkeolog dengan konteks yang berbeda-beda, seperti yang ditemukan di Pulau Kampai, Sumatera. Ketika itu ditemukan 1797 butir manik-manik yang diperkirakan sebagai salah satu tempat peniagaan. Temuan manik-manik dengan kuantitas yang cukup banyak, yakni 768 butir, juga ditemukan di Situs Pangkung Paruk, Buleleng, Bali. Diperkirakan merupakan bekal kubur karena ditemukan pada situs penguburan.

Temuan lainnya dari Anyer, Banten yang merupakan bekal kubur karena berasosiasi dengan kubur, seperti halnya penemuan manik-manik di Gilimanuk, Bali yang bersamaan dengan kubur tanpa wadah ataupun dengan wadah/sarkofagus. Manik-manik diletakkan di beberapa bagian rangka seperti di leher, pergelangan tangan, pinggang, dan mata kaki (Yuliati, 2012: 4-5).

Temuan manik-manik tidak selalu dalam jumlah besar. Ada juga yang ditemukan dengan jumlah sedikit seperti pada Situs Kampung Kramat dan Kelapa Dua, Jakarta. Pada kedua situs masing-masing hanya ditemukan dua buah. Lain halnya dengan Situs Buni, Bekasi. Di situs itu banyak ditemukan manik-manik. Namun sulit dilakukan analisis mendalam karena banyak penggalian liar oleh penduduk. Bahkan diperjual-belikan sehingga sulit dilihat konteksnya.

Manik-manik juga tersebar luas di bagian timur Indonesia, seperti di Papua. Manik-manik kaca yang ada di Papua diperkirakan berasal dari kontak dagang dengan Cina ataupun dari industri lainnya di Nusantara. Manik-manik tertua di Papua ditemukan di Situs Yamokho (Sentani) melalui ekskavasi pada lapisan abad IX Masehi (1253 43 BP) berdasarkan pertanggalan laboratorium The University of Waikato (Mahmud, 2014:130).

MANFAAT DAN FUNGSI KERAJINAN MANIK-MANIK

Penggunaan manik di Indonesia ditandai dengan penggunaan kalung manik pada arca Nandi (lembu) yang sekarang dipajang di halaman dalam Museum Nasional, Jakarta. Makara pada candi-candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur juga sering dihias dengan kalung manik. Selain sebagai hiasan badan, manik juga untuk menghias benda-benda upacara dan kemudian untuk menghias pakaian, tas dan berbagai perlengkapan. Khususnya di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan banyak pusat kerajinan dan toko manik yang menyediakan berbagai bentuk dan jenis barang dan manik atau berhias manik.

Tinggalan manik kuna perlu dikaji dan dilestarikan agar dapat menjadi acuan bagi studi ilmiah maupun acuan bagi pengembangan kerajinan manik karena hal ini dapat menghasilkan cinderamata yang indah, sehingga dapat menunjang perkembangan pawirisata Indonesia.

Dalam sebuah artikel tentang aneka dan fungsi manik-manik di Jawa Tengah dijelaskan tentang fungsi manik-manik. Berdasarkan data etnografi peranan manik-manik dapat berfungsi sebagai berikiut:

Perhiasan yaitu dapat dipakai sebagai gelang dan kalung;

Simbol status sosial yaitu yaitu berdasarkan pada banyak sedikitnya manik-manik yang dimiliki;

Sebagai tanda atau pentunjuk usia si pemakai:

Usia 15 tahun -- 25 tahun mengenakan manik-manik berwarna merah dan hitam.

Usia 25 tahun -- 30 tahun mengenakan manik-manik berwarna merah dan ungu.

Usia 30 tahun keatas mengenakan manik-manik berwarna kuning.

Penolak bala an petunjuk atau pertanda kegadisan si pemakai;

Sebagai sarana untuk perdagangan (barter);

Manik-manik sebagai salah satu atribut yang dikenakan pada upacara keagamaan dan penguburan jenazah;

Manik-manik sebagai bekal kubur berwarna coklat kemerahan yang diletakkan di tempayan, terdapat di Plawangan Jawa Tengah.

Manik-manik Tasbih, bagi umat Islam digunakan untuk menghitung ungkapan kebesaran Allah, sedangkan bagi umat Katholik penggunaan Tasbih untuk disebut Rosario;

Manik-manik masa sekarang banyak digunakan untuk melengkapi busana yang disesuaikan dengan pakaian yang dkenakan;

Manik-manik yang digunakan untuk kesenian, terdapat pada hiasan kuluk (mahkota), kemben, kalung, dan hiasan baju pada wayang;

Manik-manik yang digunakan untuk tata rias pengantin antara lain: mahkota, cunduk mentul, kalung dan kelat bahu;

Manik-manik yang digunakan untuk menghiasi benda pusaka (keris), yang letaknya pada bagian pendhoknya (pnri, t.th).

Pada suku Dayak di Kalimantan terkenal dengan manik-maniknya yang dijadikan oleh-oleh khas Kalimantan. Namun dibalik cantiknya manik-manik tersimpan cerita dan sejarah. Dahulu manik-manik dijadikan baju oleh suku Dayak. Pada saat itu, orang Dayak belum mengenal kain, sehingga mereka menyambung batu-batu kecil untuk kemudian dijadikan pakaian. Inilah cikal bakal pakaian adat khas suku Dayak. Namun sekarang, pengrajin menggunakan manik-manik dan bukan batu. Suku Dayak tidak hanya merangkai batu-batu menjadi hiasan, makna dari manik-manik itu ada pada warnanya. Warna yang paling sering digunakan adalah merah, biru, kuning, hijau dan putih, yang masing-masing memiliki makna.

Manik-manik warna merah menunjukkan semangat hidup orang Dayak;

Manik-manik warna biru artinya sumber kekuatan dari segala penjuru yang tidak pernah luntur;

Manik-manik warna kuning adalah symbol keagungan dan keajaiban;

Manik-manik warna hijau berarti kelengkapan isi alam semesta;

Manik-manik warna putih mempunyai arti kesucian iman pada sang pencipta;

Manik-manik dari batu kecubung untuk penawar penyakit atau penawar racun dari hewan;

Manik-manik dari batu akik bermakna untuk menyembuhkan penyakit dan membuat panen berhasil;

Manik-manik model tapak jalak untuk cendramata, karena dipercaya membawa keslamatan bagi pemakainya saat melakukan perjalanan jauh;

Manik-manik juga merupakan simbol untuk mengusir kekuatan jahat (Avisena, 2018).

 

CONTOH KERAJINAN TANGAN DARI MANIK-MANIK 

Kalung dari manik manik

Manik manik sering kali dibuat kerajinan tangan yang berkaitan dengan perempuan. Bentuk yang sering kali dihasilkan dari kerajinan tangan menggunakan manik manik adalah kalung. Kalung dibuat dengan menyatukan manik manik menjadi satu kesatuan yang panjang dengan bantuan tali pengait melalui yang dimasukkan kedalam sela sela lubang manik manik. Kalung dari manik manik ini cocok digunakan sebagai aksesoris yang dapat menambah indah penampilan seseorang yang mengenakan dan biasanya akan dipadu padankan dengan pakaian yang digunakan.

Gelang dari manik manik

Selain kalung dari manik manik, contoh kerajinan tangan lainnya dari bahan manik manik adalah gelang. Sama halnya dengan kalung, gelang yang dibuat dari manik manik ini banyak digunakan oleh kaum hawa untuk mendukung penampilannya. Gelang berbahan dasar manik mainik ini digunakan dipergelangan tangan wanita untuk mendukung bentuk fasion yang dikenakan. Banyaknya peminat gelang dari bahan manik manik ini dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk menghasilkan pendapatan tambahan dengan cara menjualnya.

Tas dari manik manik

Selain dimanfaatkan sebagai aksesoris untuk mendukung fashion dan penampilan seseorang melalui bentuk gelang dan kalung, manik manik juga dapat dibentuk menjadi bentuk tas. Kerajinan tangan berupa tas dari manik manik ini dibuat dengan cara membuat bentuk kantong dari penyatuan manik manik dengan bantuan benang. Berbagai macam bentuk tas dari manik manik bisa dibuat seseuai dengan kreatifitas dan imajinasi penciptanya. Kerajinan tangan tas dari manik manik ini dapat dijadikan salah satu kegiatan mengisi waktu luang bagi ibu ibu.

Hiasan dari manik manik

Selain contoh barang hasil kerajinan tangan diatas, manik manik juga dapat dibuat menjadi beraneka ragam hiasan yang dapat digunakan untuk berbagai macam kebutuhan. Hiasan hiasan yang dapat dihasilkan dari kerajinan tangan mengunakan bahan manik manik diantaranya adalah gantungan kunci, pembungkus handphone, bros, dan beberapa bentuk dan fungsi lainnya. Dalam pembautan kerajinan tanggan berupa hiasan yang menggunakan manik manik ini tidak terlalu banyak membutuhkan bahan karena bentuknya sering kali kecil atau tidak terlalu besar.

Bunga dari manik manik

Benda hasil kerajinan tangan lainnya yang dapat dibuat dari manik manik adalah bunga buatan dari manik manik. Bunda buatan dari manik manik ini dibuat dengan mengabungkan beraneka ragam warna dan ukuran manik manik yang berbeda. Kerajinan tangan dari manik manik berbentuk bunga ini dapat dengan mudah dibuat karena beberapa bentuk manik manik memang dicetak menyerupai bagian bagian bunga sehingga dalam proses pembuatan manik manik berbentuk bunga ini hanya tinggal menyatukan kompenen manik manik tersebut. Bunga bentuk manik manik ini bisa dibuat menggunakan beraneka ragam manik manik mulai dari yang berbahan plastik sampai yang berbahan kaca. Bentuk karya dari kerajinan ini dapat digunakan sebagai salah satu contoh seni rupa 3 dimensi.

Magnet kulkas dari manik manik.

Selain kerajinan tangan dari manik manik diatas yang dibuat dengan bantuan benang, ada satu contoh kerajinan tangan dari manik manik lainnya yang dibuat dengan proses yang unik yakni memanasinya melalui oven. Benda dari manik manik yang dibuat denga cara diatas adalah magnet kulkas dari manik manik. Dan seterusnya

 

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved