Material Flow Cost Accounting (MFCA) adalah suatu metode terbaru yang ada di dalam akuntansi biaya dengan basis produksi. Material flow cost accounting berasal dari kata material (bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produk), flow (proses produksi dari suatu produk), dan cost accounting (perhitungan biaya atas produk yang diproduksi). Material Flow Cost Accounting  merupakan salah satu alat yang paling mendasar dan alat pengelolaan lingkungan untuk mengukur arus dan stok material dalam proses atau jalur produksi di unit baik fisik dan moneter, dengan menggabungkan informasi fisik dan moneter dalam satu model akuntansi. Material Flow Cost Accounting  dapat dikatakan sebagai salah satu dari metode akuntansi manajemen lingkungan yang bertujuan untuk menurunkan baik dari dampak lingkungan maupun biaya di waktu yang sama.  Namun, dasar dari MFCA adalah mencari cara untuk menurunkan biaya melalui penurunan limbah, yang nantinya akan mengarah ke perkembangan produktivitas bisnis. Konsep Material Flow Cost Accounting didasarkan pada input yang terdiri dari material cost (kuantitas fisik dari bahan yang terlibat dalam proses produksi berbagai seperti harga pembelian); system cost (semua biaya penanganan dalam organisasi seperti personel, depresiasi, transportasi, dan biaya pemeliharaan); dan waste cost (biaya yang dikeluarkan dalam memastikan bahwa barang-barang yang positif dan negatif dapat meninggalkan perusahaan dalam bentuk air limbah, energi, olehproduk dan emisi). Keuntungan dari penggunaan model MFCA adalah dapat meningkatkan laba dan produktivitas (internal) serta mengurangi dampak negatif ke lingkungan (eksternal) yang selanjutnya berkontribusi dalam pengembangan keberkelanjutan perusahaan (corporate sustainable development).

 

Sejarah

Metode ini dikembangkan di Jerman pada 1980-an dan terkait dengan pendekatan seperti keseimbangan lingkungan, akuntansi biaya aliran, dan "Reststoffkostenrechnung". Metode ini menjadi sukses besar di Jepang pada tahun 2000-an. Hingga tahun 2010 sebanyak 300 perusahaan telah menerapkan pendekatan MFCA, yang sangat didukung oleh pemerintah Jepang. Pada tahun 2011 Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) menerbitkan norma tentang MFCA (yaitu EN ISO 14051:2011). Pada tahun 2020 dilakukan analisis terhadap 73 studi kasus tentang pengalaman yang telah dibuat perusahaan saat menerapkan MFCA termasuk faktor keberhasilan dan hambatan.

 

Tujuan dan prinsip

Tujuan MFCA adalah untuk meningkatkan kinerja lingkungan dan ekonomi melalui peningkatan penggunaan material dan energi. Sejak 2011 kerangka umum untuk MFCA telah disediakan oleh norma ISO 14051. Untuk meningkatkan efisiensi bahan dan energi, MFCA bertujuan untuk

§  Meningkatkan transparansi mengenai aliran material dan energi serta biaya masing-masing

§  Mendukung keputusan organisasi di berbagai bidang seperti rekayasa proses, perencanaan produksi, kontrol kualitas, desain produk, dan manajemen rantai pasokan

§  Meningkatkan koordinasi dan komunikasi penggunaan material dan energi dalam organisasi.

Prosedur Material Flow Cost Accounting 

Prosedur singkat implementasi MFCA adalah sebagai berikut (detail yang sama dapat ditemukan di Guide for Material Flow Cost Accounting oleh Environmental Industries Office, 2011) :

a.       Persiapan Selama tahap persiapan, target produk, jalur, dan proses-proses, harus diidentifikasi secara jelas. Lalu, dianalisis kasar mengenai target proses dan penentuan mengenai pusat-pusat kuantitas dan cakupan studi MFCA yang akan ditentukan. Nantinya, material yang digunakan dalam target proses/produk akan dicatat dan pengumpulan data direncanakan.

b.      Pengumpulan data dan kompilasi Selama proses pengumpulan data dan kompilasi dari tipe material, penentuan input dan kuantitas limbah di setiap proses, dan penghitungan data mengenai biaya sistem dan biaya tenaga kerja akan dilakukan. Kemudian, jalur alokasi untuk sistem dan biaya tenaga kerja akan ditentukan.

c.       Penghitungan MFCA Di langkah ini, sebuah model penghitungan MFCA akan disusun dan kumpulan data akan diinput. Biaya produk positif dan negatif dapat dialokasikan berdasarkan konsep penyeimbangan masal. Biaya dari produk positif adalah biaya yang digunakan untuk proses produk dilepaskan untuk proses selanjutnya, sedangkan biaya produk negatif adalah biaya yang berakhir pada limbah atau barang daur ulang. Hasil dari penghitungan MCFA diterima dan dianalisis untuk menunjukkan biaya produk negatif dan penyebabnya dari proses tersebut.

d.      Identifikasi ketentuan perbaikan Ketentuan untuk perbaikan, termasuk kerugian material dan pengurangan biaya, diidentifikasi dan dicatat di langkah ini.

e.       Rencana rumusan perbaikan Dalam mebuat rencana perbaikan, pemeriksaan luasan dan kemungkinan penurunan kerugian material dari masing-masing alternatif harus dilakukan. Setelah itu, perhitungan efek pemotongan biaya dan penaksiran melalui penurunan kerugian material (penghitungan MFCA) dilakukan untuk menentukan prioritas untuk perbaikan dan merumuskan rencana perbaikan.

f.       Implementasi perbaikan Di langkah ini, rencana perbaikan diimplementasikan dalam situasi nyata. Kumpulan data setelah perbaikan harus dilakukan untuk mengevaluasi masing-masing rencana di langkah selanjutnya.

Evaluasi dampak perbaikan Di langkah ini, identifikasi kuantitas input dan limbah material setelah perbaikan dilengkapi, dan penghitungan MCFA dilakukan lagi untuk membandingkan proses yang telah diperbaiki dengan yang sebelumnya. Biaya total dan biaya produk negatif mengikuti perbaikan ini akan diperhitungkan, dan digunakan untuk evaluasi dampak perbaikan.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved