Banyak yg beranggapan bahwa
trading & investasi merupakan sesuatu pekerjaan yg sama. Sama-sama membeli
saham. Memang benar, trading & investasi merupakan suatu aktivitas atau
pekerjaan yg melakukan pembelian saham perusahaan. Namun, sebenarnya investasi
& trading mempunyai poly disparitas. Apa saja disparitas antara investasi
& trading. Simak hingga akhir ya.
Trading Berbeda menggunakan
Investasi Meskipun sama-sama terkait
menggunakan membeli & menjual saham pada pasar modal, trading tidaklah sama
menggunakan investasi. Nama pelakunya saja tidak sinkron,trading dilakukan sang
seseorang trader & investasi dilakukan sang seseorang investor. Secara
definitif,trading & investasi dikatakan tidak sinkron lantaran hal-hal
berikut.
Jangka saat investasi Jangka saat investasi adalah
disparitas terbesar antara investasi & trading. Perbedaan jangka saat
investasi ini nantinya pula akan memunculkan disparitas lainnya. Ketika
seseorang investor melakukan pembelian saham menggunakan motif buat melakukan
investasi, tentunya Ia akan mengharapkan prospes atau mampu pula nilai (value)
perusahaan buat jangka panjang, mampu 3 tahun,empat tahun,5 tahun, bahkan lebih
berdasarkan sepuluh tahun. Sebalinya, trader melakukan
pembelian saham menggunakan saat simpan pendek, mampu pada hitungan minggu,
hari, jam, bahkan menit. Entry (beli) – Untung – Exit (jual). Keuntungan
akbar & cepat. Itulah yg diinginkan
seseorang trader.
Sumber laba Tujuan seseorang pemodal
melakukan beli jual saham merupakan laba. Keuntungan wajib didapat selama dana tadi ditanamkan sebagai
saham. Ketika investasi jangka panjang, investor wajib melihat prospek emiten (perusahaan yg
mencatatkan sahamnya pada bursa efek) buat periode jangka panjang, bangaimana
kelangsungan hayati persuahaan, bagaimana pertumbuhan yg akan dialami
perusahaan,& bagaimana nilai (value) perusahaan. Disisi lain, waktu jangka saat
investasinya pendek, sesorang trader wajib
bisa merogoh setiap kesempatan berdasarkan konvoi harga jangka pendek.
Singkatnya, pada memperoleh laba, investor serius dalam nilai (value) &
trader serius dalam konvoi harga.
Alat analisis Seorang investor harus mengggunakan analisa mendasar menjadi indera
analisanya buat melakukan investasi pada jangka panjang & bisa melihat
value perusahaan. Mengapa? Lantaran buat mengetahui nilai perusahaan pada saat
yg sangat panjang, pelaku pasar hanya bisa melihatnya berdasarkan perkembangan
syarat perusahaan melalui laporan keuangannya. Disisi lain, seseorang trader
akan memakai aneka macam indera analisis selama mampu memperoleh laba. Untuk
memperoleh laba, mereka akan melakukan analisis mendasar, analisis teknikal,
analisis konduite keuangan, berita,rumor, analisis perbintangan, bandarmology,
retailmology, atau bahkan hal-hal yg ber-bau klenik atau mistis.
Strategi beli jual saham Seorang investor akan melakukan
posisi beli dalam saham yg menarik, yg sinkron menggunakan kriteria mendasar yg
sudah ditetapkannya. Setelah membeli saham, investor akan mempertahankan (hold)
posisinya selama mungkin. Selama nir terdapat perubahan mendasar atas saham yg
dimilikinya, investor nir akan merogoh posisi jual. Bagi investor, penurunan
harga adalah kesempatan paling baik buat melakukan akumulasi dalam harga yg
lebih murah. Singkatnya, seseorang investor
hanya berpikir mengenai prospek perseroan buat jangka panjang, bukan konvoi
jangka pendeknya. Lain halnya menggunakan trader,
seseorang trader berusaha mencari cara setiap celah berdasarkan konvoi harga.
apabila harga akan berkiprah naik, trader akan merogoh posisi beli. Sebaliknya,
apabila arah konvoi harga terlihat akan turun, trader akan merogoh posisi jual.
Bahkan, apabila trader melihat bahwa harga akan masih turun pada jangka saat
lama, mereka mampu saja merogoh posisi short sell (posisi jual atas saham yg
nir dimilikinya). Singkatnya seseorang trader
mencari laba pada setiap konvoi harga. apabila harga akan berkiprah naik,
trader akan beli. apabila harga akan berkiprah turun,trader akan merogoh posisi
jual, & bahkan melakukan short sell. Dalam pasar Indonesia yg secara ketat
melarang short sell. Beli waktu harga mau naik & jual waktu harga akan
turun adalah taktik yg dilakukan sang Seorang trader.
Tujuan investasi & cara
mencapainya Tujuan setiap orang membeli saham
niscaya sama,yaitu mencari laba. Akan tetapi, buat seseorang trader &
investor,cara pencapaiannya niscaya beda. Seorang trader akan memakai segala
cara selama masih pada batasan anggaran pasar modal. selain cara-cara yg mampu
dipakai seseorang trader yg awam (beli jual dari news), seseorang trader pula
mampu melakukan short selling, mengabil posisi bedasarkan rumor, atau memakai
aneka macam teknik analisis yg terkadang pula sulit dinalar seseorang yg awam. Keuntungan merupakan tujuan
primer yg wajib dikejar. Keuntungan
sebesar-besarnya pada saat yg sesingkat-singkatnya. Berbeda halnya apabila Anda
seseorang investor. Pada sisi investor, faktor
rasionalitas masih berperan. Untung ya memang wajib untung, akan tetapi wajib permanen rasional, kan? Begitu yg acapkali
dikumandangkan seseorang investor mendasar. Itulah sebabnya meraka tak jarang
memakai indera analisi yg teorinya mampu dipelajari pada Fakultas Ekonomi baik
berdasarkan Ilmu Ekonomi (analsisi perekonomian) juga Manajemen/Akutansi
(analisisis laporan keuangan). Mereka memakai berita, data-data
yg didapat secara eksklusif berdasarkan laporan keuangan perusahaan(pertumbuhan
keuntungan bersih, pertumbuhan penjualan, & lain-lain), & raio-rasio
keuangan (PER, EV/EBITDA, NAV, PBV, & lain -lain).
Itulah beberapa disparitas antara
trading & investasi. Seorang trader atau investor tentunya mempunyai cara
yg bijak pada melakukan kinerjanya. |