Pendahuluan Saat ini kita sedang
memasuki industri keempat atau sering disebut dengan Industri 4.0. Esensi
industri 4.0 adalah digitalisasi hampir semua proses bisnis dan kebutuhan
jumlah SDM serta tuntutan skill-nya. Industri 4.0 tidak mungkin bisa dihindari
apalagi dicegah. Dampak positif yang dapat diperoleh adalah efisiensi, efektivitas,
dan penyederhanaan proses bisnis secara besar-besaran di hampir semua sektor
industri tanpa terkecuali. Industri 4.0 menghadirkan ancaman besar bagi proses
bisnis konvensional sekaligus menghadirkan peluang besar bagi bisnis berbasis
digital termasuk peluang kerja yang besar. tantangan yang dihadapi akuntan saat
ini begitu kompleks. seorang akuntan dituntut untuk mampu beradaptasi dengan
kemajuan teknologi dan informasi agar perannya tidak tergantikan. Kemampuan
beradaptasi ini menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki akuntan di industri
4.0. Akuntan
dan Industri 4.0 Akuntan
adalah sebutan dan gelar profesi yang diberikan kepada lulusan yang pernah
menempuh pendidikan di fakultas ekonomi jurusan akuntansi pada suatu
universitas atau perguruan tinggi dan telah lulus Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk). Menurut Dirgahayu, Supriyono, Domai, dan Saleh (2021), akuntan adalah
ahli akuntansi yang bertugas menyusun, membimbing, mengawasi, memeriksa, dan
menyempurnakan pembukuan dan penatausahaan perusahaan atau instansi pemerintah.
Ketentuan mengenai praktik akuntan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang
Nomor 34 Tahun 1954 tentang Penggunaan Gelar Akuntan yang mensyaratkan bahwa
gelar akuntan hanya dapat digunakan oleh mereka yang telah menyelesaikan
pendidikannya dari perguruan tinggi dan telah terdaftar di Kementerian
Ketenagakerjaan. Keuangan Republik Indonesia (Irsyadillah & Bayou, 2021). Konsep industri 4.0
pertama kali dimunculkan ke publik pada pameran industri Hannover Messe di kota
Hannover, Jerman pada tahun 2011. Dari acara ini, sebenarnya muncul ide
industri 2.0 dan industri 3.0, yang sebelumnya hanya dikenal sebagai revolusi
teknologi dan revolusi teknologi. revolusi digital. Semua revolusi ini terjadi
dengan menggunakan revolusi sebelumnya sebagai basis. Industri 2.0 tidak akan
lahir jika selama ini kita mengandalkan otot, angin dan air untuk berproduksi.
Industri 3.0 pada dasarnya meningkatkan lini produksi dengan komputer dan
robot. Jadi, industri 4.0 juga pasti akan menggunakan komputer dan robot
sebagai basisnya tetapi dengan tambahan banyak kemajuan. Akuntansi
Digital Akuntansi digital
adalah proses mengidentifikasi, mengklasifikasikan, dan meringkas transaksi
menggunakan teknologi digital. Dalam dunia akuntansi Anda bisa menggunakan
akuntansi berbasis cloud (E-Accounting), dimana pencatatan transaksi, pembuatan
laporan keuangan dan pengelolaan keuangan bisnis dengan E-accounting. Akuntansi
digital mencakup beberapa aspek, yaitu: Aspek manajerial Aspek ini menyiapkan
informasi akuntansi terkini (digitalisasi) termasuk arus kas dan proyeksi,
mengatur ulang arus kas, mengevaluasi utang usaha, tingkat pendapatan dan
struktur biaya serta analisis kelayakan investasi. Aspek
regulasi Terdiri dari penyajian
awal laporan keuangan yang telah diaudit untuk kepentingan rapat umum pemegang
saham, investor dan keputusan manajemen. Aspek
Institusi Pendidikan Diantaranya
pengembangan kurikulum akuntansi keuangan digital, inovasi model akuntansi
manajemen yang dibutuhkan dalam keputusan manajemen dan operasional,
pemutakhiran kurikulum akuntansi sesuai kebutuhan pasar dan pengembangan
kompetensi pendidik akuntansi digital. Aspek
sumber daya manusia Yaitu memperbarui
kompetensi diri dalam perkembangan akuntansi digital Tantangan
Akuntan di Industri 4.0 Dalam
industri 4.0, akuntan mulai dihadapkan pada beberapa posisi seperti: Sinyal
mengakui kebisingan, yaitu posisi di mana akuntan sadar akan ancaman terhadap
profesinya, dan kesadaran ini membuat akuntan harus mempersiapkan diri untuk
menangkap peluang tersebut. ancaman untuk dapat memanfaatkannya, perubahan
terjadi, yaitu akuntan sudah mulai merasakan perubahan dalam aktivitasnya
tetapi merasa tidak perlu mengambil sikap karena belum mengganggu “status quo”.
Transformasi yang tak terelakkan, yaitu akuntan telah melakukan perubahan
karena kinerja “status quo” telah terganggu oleh revolusi ini dan akuntan harus
mengubah perubahan dengan cepat dan metode terbaik hanya untuk beberapa aspek
yang dianggap perlu, atau profesi akuntansi akan hilang jika tidak mampu
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Berikut ini adalah
beberapa keterampilan baru yang harus dimiliki akuntan agar siap beradaptasi
dengan perubahan: Kompetensi
teknis dan etika (TEQ) Yaitu keterampilan dan
kemampuan untuk bekerja secara konsisten dengan standar integritas,
independensi, dan skeptisisme tertinggi. Kecerdasan
Memiliki kemampuan
untuk memperoleh pengetahuan dan menggunakannya dalam berpikir, menalar, dan
memecahkan masalah Kreativitas
Dapat menggunakan
pengetahuan untuk pembaruan, membuat koneksi, mengeksplorasi hasil potensial
untuk penciptaan ide atau inovasi baru Kecerdasan
Digital Mampu beradaptasi
dengan teknologi, kemampuan, praktik strategis, dan budaya digital yang ada dan
yang sedang berkembang. Kecerdasan
Emosional Mampu mengidentifikasi
emosi baik dalam diri sendiri maupun orang lain dan menggunakannya untuk
mengatur dan mengelola tugas Visi
Mampu mengantisipasi
tren secara akurat dan berpikir inovatif Pengalaman Mampu dan terampil
dalam memahami harapan pelanggan dalam mencapai hasil yang diinginkan dan
menciptakan nilai. Transformasi
Akuntan di Industri 4.0 Di era industri 4.0 dan
era new normal, peran akuntansi telah berubah, dari sekedar pencatatan atau
pembukuan menjadi keunggulan kompetitif. Perubahan peran ini akan berdampak
pada dunia usaha, selain itu perlu memperhatikan peran akuntan ke depan dan
transformasi peran akuntan. Peluang profesi akuntan digantikan oleh robot
adalah 95%. Besaran persentase tersebut karena perkembangan big data yang
mengambil alih pekerjaan dasar yang dilakukan oleh akuntan (pencatatan
transaksi, pemrosesan transaksi, pemilihan transaksi). Oleh karena itu,
diharapkan profesi akuntansi memiliki strategi untuk menghadapi tantangan
revolusi akuntansi. Strategi yang bisa dilakukan adalah: a. Pastikan
akuntan tersebut bersertifikat. Dengan memiliki sertifikasi ini, legitimasi dan
legalitas sebagai akuntan akan semakin kuat. Selain sertifikasi yang diakui di
Indonesia, akuntan profesional juga perlu mendapatkan sertifikasi dari lembaga
internasional. Hal ini selain berurusan dengan legalitas, juga akan
meningkatkan daya saing seorang akuntan dalam menghadapi era digital, khususnya
di industri 4.0. b. Menciptakan
orientasi tujuan yang sesuai dengan kemampuan sebagai akuntan profesional,
termasuk menguasai bidang teknologi informasi. Karena di era digital dan
industri 4.0, semua pekerjaan tidak lepas dari teknologi dan internet. c. Lakukan
manajemen waktu. Manajemen waktu yang baik akan membuat pekerjaan lebih
teratur. d. Selalu
up-to-date. Profesi akuntansi di era digital harus selalu up to date untuk
mendapatkan informasi terkini. Apalagi, inovasi-inovasi baru di bidang
akuntansi kini bermunculan. Penting untuk menyelesaikan pekerjaan dan
menganalisis masalah dengan cepat, tepat dan akurat.
e. Gunakan perangkat lunak untuk memaksimalkan kinerja. Keuntungan menggunakan software akuntansi adalah lebih akurat jika dibandingkan dengan menghitung secara manual. Kemudian mampu menyajikan data lebih cepat. Dan yang lebih penting, dapat menghemat waktu dan uang. Selain beberapa strategi di atas, akuntan profesional harus mampu bertransformasi menuju industri 4.0 dengan meningkatkan penguasaan keterampilan, wawasan dan terbuka untuk berubah serta menjaga nilai dan etika yang baik untuk berkontribusi. Profesi akuntan juga harus dikelola sedemikian rupa agar tetap berintegritas, mulai dari pengaturan, standar, sistem, proses hingga sumber daya manusia yang melakukannya. Selanjutnya kompetensi profesi akuntansi yang harus ditingkatkan adalah penguasaan data non keuangan seperti analisis data, pengembangan teknologi informasi dan keterampilan kepemimpinan. Seorang akuntan juga harus mewaspadai perkembangan industri 4.0 dengan melihat peluang yang ada. Transformasi peran akuntan di atas sudah menjadi kewajiban yang harus disesuaikan oleh seorang akuntan untuk menghadapi dunia kerja saat ini. Dunia berubah begitu cepat sebagai akibat dari perkembangan teknologi yang masif. Hal ini menunjukkan bahwa manusia bersama dengan teknologi berkembang begitu pesat. Perkembangan teknologi dan inovasi tampaknya mengikuti perkembangan zaman. Disruptive innovation, augmented intelligence, dan perkembangan mesin-mesin mutakhir seolah berlomba-lomba meningkatkan efisiensi dunia industri. |