Sebelum
merangkum apa itu pengendalian internal, mari simak beberapa definisi
pengendalian internal menurut para ahli. 1. COSO (Committee
of Sponsoring Organization)Bisa
dibilang COSO merupakan komite yang membuat kerangka konsep dari pengendalian
internal yang banyak digunakan perusahaan saat ini. COSO
mendefinisikan pengendalian internal sebagai proses yang dipengaruhi oleh dewan
direksi, manajemen, dan karyawan yang dirancang dalam rangka memberikan jaminan
bahwa organisasi dapat mencapai tujuannya melalui, ·
efisiensi dan
efektifitas produksi; ·
penyajian
laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan; ·
ketaatan
terhadap undang-undang dan aturan yang berlaku. 2. IFAC (International
Federation of Accountants)IFAC
mendefinisikan pengendalian internal sebagai sistem yang dimiliki organisasi
untuk mengelola risiko yang dilaksanakan, dipahami, dan diawasi oleh tingkat
pimpinan, manajemen, hingga karyawan untuk mendapatkan keuntungan dan mencegah
kerugian guna mencapai tujuan organisasi itu sendiri. 3. OJK (Otoritas Jasa Keuangan)Menurut OJK, pengendalian internal merupakan sistem yang dirancang
oleh perusahaan untuk meningkatkan efisiensi, mengamankan harta, menjaga
ketelitian data perakunan, menegakkan disiplin, dan meningkatkan ketaatan
karyawan terhadap kebijakan perusahaan. Dari
ketiga definisi tersebut, sebenarnya Anda bisa menarik satu benang merah terkait
definisi pengendalian internal yaitu sebuah sistem yang dibuat oleh perusahaan
atau organisasi dalam mengatur segala sesuatu aktivitas di dalamnya untuk
mencapai tujuan perusahaan atau organisasi tersebut. Sehingga
yang bertanggung-jawab bukanlah pemilik atau pimpinan organisasi saja namun
seluruh anggota di dalamnya meski pada awalnya, pengendalian internal dibuat
dan diamanatkan oleh dewan direksi atau pimpinan. Tujuan dan Fungsi Pengendalian InternalSeperti
yang telah disinggung pada definisinya, tujuan adanya pengendalian internal
adalah agar perusahaan bisa mencapai tujuannya dengan cara mendapatkan
kesempatan dan keuntungan serta mencegah adanya kerugian. Selain
itu, ada beberapa tujuan lainnya yaitu. ·
Menghasilkan
informasi seperti laporan keuangan yang bisa dipercaya dan dipertanggungjawabkan ·
Memastikan
segala aktivitas perusahaan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. ·
Meningkatkan
efisiensi dan mencegah adanya pemborosan pengelolaan sumber daya perusahaan. ·
Memastikan
segala anggota perusahaan atau organisasi mengetahui dan mematuhi kebijakan
yang telah dibuat. ·
Menjaga aset
perusahaan. ·
Menjamin
keamanan operasional perusahaan. Hal
yang paling jelas adalah tentu mencegah adanya tindak kecurangan karyawan seperti administration fraud atau financial fraud. Jenis
Pengendalian InternalBerdasarkan
tujuannya, pengendalian internal dibagi ke dalam dua jenis yaitu: ·
Pengendalian
internal akuntansi yang
meliputi persetujuan, keandalan data, pemisahan fungsi operasi, penyimpanan,
pencatatan, hingga pengawasan aset atas kekayaan. ·
Pengendalian
internal administrasi yang
meliputi efisiensi usaha, kebijakan direksi, analisis risiko, manajemen sumber
daya hingga pengendalian mutu. Baca Juga: Audit Operasional: Bagaimana Tujuan, Contoh, Tahapan &
Laporannya? Unsur-Unsur
Pengendalian Internal secara UmumAda
beberapa unsur sistem pengendalian internal yaitu: 1.
Struktur yang
mampu memisahkan tanggungjawab fungsional secara jelas dan tegas. Misal dalam
akuntansi harus ada dua orang yang bertugas secara berbeda yaitu orang yang
menerima transaksi dan orang yang mencatat transaksi keuangan. 2.
Sistem
wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan unsur laporan
keuangan. Contoh pengendalian internal kas perusahaan. 3.
Melaksanakan
tugas dan fungsi unit secara sehat. Misalnya memberikan hak cuti dan adanya
aktivitas audit administrasi. 4.
Mutu karyawan
yang mampu mengemban tanggung jawabnya. Misalnya menciptakan tata kelola
karyawan yang baik mulai dari seleksi hingga pengembangan karyawan. Komponen Pengendalian InternalAda
lima komponen pengendalian internal yang disempurnakan oleh COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Treadway
Commission) yaitu: 1. Lingkungan PengendalianLingkungan
pengendalian adalah seluruh aspek yang membentuk perilaku, struktur, standar,
dan pedoman yang menjalankan operasional perusahaan. Ada
tiga hal yang mempengaruhi lingkungan pengendalian internal yaitu: ·
Filosofi dan
gaya operasional manajemen; ·
Integritas dan
nilai kode etik perusahaan; ·
Komitmen pada
kompetensi; ·
Struktur
organisasi; ·
praktik
administrasi dan personalia; ·
kebijakan
operasional. Bisa
dibilang, lingkungan pengendalian sebagai pondasi untuk membentuk unsur-unsur
pengendalian internal lain. Salah
satu contohnya adalah kebijakan operasional terkait pengembangan SDM. Misalnya
terkait pengembangan, tata kelola HR, pelatihan, atau evaluasi jabatan. Tanpa
adanya kebijakan yang baik, bisa jadi perusahaan tidak memiliki SDM yang
memiliki mutu yang baik dan sesuai dengan tujuan perusahaan itu sendiri. 2. Penilaian RisikoSetiap
aktivitas memiliki risiko termasuk aktivitas operasional maupun produksi
perusahaan. Baik risiko yang berkaitan dengan bisnis secara langsung maupun
tidak. Perusahaan
menilai risiko dengan melakukan manajemen risiko yang terdiri dari analisis,
tindakan, dan evaluasi. Penilaian
risiko juga berkaitan dengan proses pencapaian tujuan perusahaan. Dengan
mengurangi risiko, perusahaan bisa lebih mudah mencapai tujuan yang diinginkan;
mendapatkan keuntungan maksimal dan mengurangi kerugian. Adapun
risiko yang mungkin terjadi adalah risiko perubahan hukum, situasi politik dan
ekonomi, internal fraud, ancaman pesaing, hingga anomali
permintaan pasar. 3. Prosedur PengendalianDalam
melakukan pengendalian, terdapat prosedur atau pedoman yang harus dijalankan.
Hal ini agar segala upaya pengendalian benar-benar berada di jalurnya dalam
mencapai tujuan perusahaan. Adanya
prosedur juga menjadi alat deteksi adanya masalah pengendalian seperti
kecurangan atau ketidakberesan dalam aktivitas perusahaan. Seperti
yang telah dijelaskan dalam poin unsur-unsur pengendalian internal secara umum,
prosedur pengendalian internal meliputi; ·
anggota atau
karyawan yang berkompetensi; ·
rotasi kerja
dan kewajiban cuti; ·
pemisahan
fungsi dan tanggung jawab; ·
ulasan kinerja; ·
perlindungan
aset dan data akuntansi. 4. PengawasanKomponen
selanjutnya adalah pengawasan. Fungsi pengawasan dalam pengendalian internal
adalah memastikan bahwa setiap aktivitas pengendalian berjalan sesuai dengan
pedoman atau prosedur. Selain
itu dengan adanya pengawasan, manajemen perusahaan bisa mengidentifikasi
langkah-langkah yang lebih efektif dalam mencapai tujuan. Pengawasan
dapat dilakukan dengan dua hal. Pertama penilaian khusus atau audit internal
maupun keuangan. Kedua
dengan mengidentifikasi adanya sinyal peringatan yang berhubungan dengan
perilaku karyawan dan juga sistem akuntansi. Contoh
sinyal peringatan yang berhubungan dengan karyawan adalah perubahan perilaku
seperti kinerja yang semakin memburuk dan seringnya karyawan mengambil absen. Sedangkan
contoh sinyal peringatan pada sistem akuntansi adalah adanya transaksi yang
tidak biasa pada pembelian atau perbedaan data antara setoran kas harian dengan
setoran bank. 5. Informasi dan KomunikasiKomponen
informasi dan komunikasi juga tidak kalah pentingnya dengan elemen-elemen lain.
Tanpa adanya informasi, segala proses pengendalian mulai dari pembentukan
kebijakan, analisis risiko, hingga pengawasan mustahil bisa dilakukan. Informasi
dan komunikasi juga digunakan untuk menilai kejadian atau kondisi yang mampu
berpengaruh dalam pengambilan keputusan dan juga pelaporan eksternal.
|