Edukasi
Finansial untuk Anak Tantangan
keuangan untuk generasi milenial saat ini semakin menantang. Tingkat inflasi
yang semakin tinggi dan tantangan perubahan profesi yang di incar ketika mereka
bekerja pun juga semakin beragam. Persiapan apa saja yang harus dilakukan
oleh orang tua untuk mempersiapkan ananda menjadi generasi yang mandiri dan
mampu mengambil keputusan keuangan dengan baik penting untuk dibaca. Berikut
ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua :
1.
Memberikan pemahaman tentang konsep rejeki Rejeki
tidak hanya berupa harta. Tapi juga berupa hal lain seperti kesehatan, hubungan
baik, silaturahmi, lingkungan yang mendukung dapat menjadi rejeki bagi kita.
Rejeki juga merupakan amanah atau titipan dari Allah kepada kita. Oleh karena
itu bagaimana proses mencari dan menjaga amanah itu juga penting untuk
dilakukan. Memberikan
pemahaman ananda tentang pentingnya perencanaan keuangan dapat dipelajari
melalui permainan sederhana. GreenPath financial wellness memberikan beberapa
alternatif pembelajaran untuk Ananda selain permainan sederhana yaitu mengajak
anak berbelanja. Selain mengajak mereka berbelanja, anak juga dapat
belajar membuat daftar belanja sebelum pergi ke pasar, memilih barang serta
mempertimbangkan barang yang akan mereka beli.
2.
Memulai kemandirian sejak dini Kemandirian
itu dimulai dari anak makan sendiri, berpakaian sendiri, dan tidak dilayani
orang yang lebih tua di sekitarnya. Kemandirian di pupuk sejak dini agar mereka
tidak bergantung pada orang lain. Kemandirian ini juga diikuti dengan belajar
mandiri keuangan dengan mengatur keuangan pribadi mereka sendiri. Di usia
7 tahun mereka secara bertahap di berikan uang saku setiap hari. Akan tetapi di
usia 10 atau 11 tahun mereka diberikan uang saku setiap minggu sekali dan
mereka di edukasi untuk mampu mengatur keuangan mereka secara mandiri.
3.
Mengenal pekerjaan Tidak
setiap orang tua mau menerima bahwa anak mereka bekerja. Memberikan edukasi di
sini bukan berarti mencetak anak-anak pekerja, akan tetapi memberikan semacam
training atau on the job training kepada anak untuk belajar mengenal berbagai
macam pekerjaan yang akan mereka hadapi kelak. Tujuan dari mengenal
pekerjaan ini adalah agar anak-anak tidak memandang rendah suatu pekerjaan dan
memahami bahwa setiap pekerjaan membutuhkan skill tertentu yang mereka harus
pelajari.
Konsep
yang diperkenalkan kepada ananda adalah bahwa tangan diatas lebih baik daripada
tangan yang dibawah, mereka yang produktif dan berkelebihan akan memiliki value
yang lebih dibandingkan mereka yang menerima bantuan. Sehingga produktif
bekerja dan berpenghasilan akan lebih membuat hidup lebih berarti bagi
sesama.
4.
Ajari untuk berbagi bagaimanapun kondisinya Ajari
anak-anak untuk bersedekah dalam kondisi lapang maupun sempit. Di kala mereka
memiliki banyak cash ataupun sedang pailit. Bersedekah pun juga dapat berbentuk
apapun yang mereka mampu. Bersedekah atau berbagi dapat berupa memberikan
tenaga, waktu, ataupun harta yang dimiliki. Seperti kisah ananda Ridwan
Kamil yang telah berpulang, dibalik keseharian nya memiliki semangat untuk
berbagi yang begitu tinggi. Berawal dari bersedekah dan semangat untuk berbagi,
ananda akan terpacu untuk memiliki pola hidup produktif dan dinamis.
5.
Diberikan batas waktu kemandirian Belajar
dari ibunda Maudy Ayunda, beberapa orang tua memberikan semacam warning system
kepada ananda bahwa pada usia tertentu, orang tua sudah tidak akan memberikan
suplai keuangan kepada mereka. Hal ini memacu anak-anak untuk mereset
ulang segala hal yang mereka lakukan dan membuat mereka berpikir ulang untuk
mempersiapkan waktu sebaik mungkin agar pada usia tersebut mereka sudah mampu
berpenghasilan. Berpenghasilan yang sesuai dengan passion dan potensi
mereka. Sehingga anak-anak kedepan bekerja bukan lagi sebuah beban, akan tetap
menjadi sebuah kesenangan dan kebutuhan.
Demikian
sedikit tips untuk edukasi financial untuk anak agar mandiri keuangan di masa
depan mereka. Semoga berhasil. |