Meski nampaknya menyeramkan bagi mahasiswa atau peneliti, namun Turnitin seyogianya bukan dibuat untuk membatasi penulisan karya ilmiah dalam mencari referensi, melainkan Turnitin dibuat untuk meningkatkan kualitas karya ilmiah dan kreativitas mahasiswa atau peneliti itu sendiri. Turnitin hadir agar mahasiswa dan peneliti tetap bisa menggunakan referensi ilmiah yang relevan tanpa mencatutnya dengan sama persis atau bahkan saat lupa mencantumkan sumber referensinya.


Berikut ini adalah 4 tips yang bisa diikuti agar sebuah  karya tulis atau karya ilmiah dapat lolos uji Turnitin,


1. Lampirkan sumber

Tentu saja, dalam penulisan karya tulis dan ilmiah seorang penulis atau peneliti wajib mencantumkan atau melampirkan sumber referensi mereka secara lengkap tanpa terkecuali. Jika seseorang telah secara tepat dan teliti menulis referensi ini bisa dipastikan bahwa karya tulisnya akan lolos uji Turnitin.


Plagiarisme yang umum terjadi adalah kealpaan seseorang dalam menulis atau melampirkan sumber. Hal ini dapat dicegah dengan membuat catatan kaki untuk tiap frasa atau kalimat yang didapat dari sumber referensi eksternal. Catatan-catatan kaki ini akan menjadi penanda bagian-bagian mana dari karya tulis yang diambil dari sumber eksternal dan nantinya perlu dicantumkan secara khusus pada daftar pustaka.


2. Jangan menjiplak


Menjiplak adalah mencuri karangan orang lain dan mengakuinya sebagai karangan sendiri atau tindakan mengutip karangan orang lain tanpa seizin penulis aslinya. Bisa dipastikan, tulisan atau karya ilmiah yang penuh dengan kalimat jiplakan tidak akan lolos uji Turnitin. 


Oleh karena itu usahakan untuk mencoba memahami sumber dan referensi untuk kemudian ditulis ulang secara kreatif untuk mendukung temuan atau hipotesis karya ilmiah yang hendak ditulis. Turnitin adalah perangkat lunak atau sistem yang amat menghargai kreativitas, sehingga jika seseorang menulis sama persis dengan sumber referensinya sudah dipastikan tulisannya tidak akan lolos uji Turnitin.


3. Hindari pemakaian dokumen legal

Untuk beberapa kasus, penggunaan dokumen legal atau ketetapan hukum seperti undang-undang, keputusan presiden, peraturan pemerintah, dan sebagainya dapat membuat suatu karya tulis atau ilmiah tidak lolos uji Turnitin. Apa pasal? Tentu saja karena memang menurut aturan pengutipan dokumen legal tersebut tidak dapat diubah redaksinya. 


Penulisan dokumen legal amat baku sehingga kata-kata yang ditulis di dalamnya tidak dapat disalin dengan pengubahan, bahkan saat kata yang dipakai dalam suatu undang-undang tersebut tidak baku sekalipun. Hal ini membuat Turnitin akan membahasakan sebuah kutipan dari dokumen legal sebagai penjiplakan. 


Penulis atau peneliti yang memakai acuan dokumen legal dapat memberi pengecualian untuk hal ini jika sumber tersebut amat penting. Di samping itu, penulis juga bisa membahasakan peraturan dari dokumen legal dalam suatu Parafrasa kalimat dengan tanpa mengurangi maknanya.


4. Menggunakan teknik parafrasa


Cara paling mudah untuk membuat suatu karya tulis atau karya ilmiah lolos dari uji Turnitin adalah perbanyak Parafrasa dalam penulisan kalimat. Penulisan dari sumber referensi menggunakan teknik Parafrasa merupakan sifat unik dari setiap penulis sehingga tidak ada penjiplakan sama persis dengan apa yang tertulis dalam sumber referensi yang diacu.


a). Apa itu parafrasa?

Menurut Cambridge Dictionary, parafrasa diartikan sebagai tindakan untuk mengulang sesuatu yang ditulis atau diucapkan menggunakan kata-kata yang berbeda. Hal ini seringkali digunakan dalam bentuk yang lebih sederhana dan lebih pendek yang membuat makna aslinya lebih jelas.


Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, parafrasa adalah bentuk baku dari “parafrase” yang berarti pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi tuturan yang lain tanpa mengubah pengertian. Dalam ranah penulisan, parafrasa diartikan sebagai penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata-kata) yang lain dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi.


b). Cara melakukan parafrasa

Secara umum, parafrasa amat dibutuhkan agar suatu karya ilmiah atau karya tulis yang dibuat dapat lolos uji Turnitin. Melalui parafrasa ini sebuah kalimat yang dikutip dari sumber lain tak akan nampak sama persis dengan bentuk atau susunan aslinya dalam suatu referensi. Adapun cara melakukan parafrasa dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut:


Membaca teks rujukan atau referensi dan memahami ide pokoknya beserta maksud atau makna teks tersebut

Mencari ide pokok dari suatu teks rujukan dan padanannya

Menentukan ide pokok padanan untuk ditulis dalam kalimat 

Mengembangkan ide pokok menggunakan pembahasaan baru

Buat susunan kalimat penjelas dengan kreativitas sendiri

Mencantumkan sumber rujukan atau referensi lewat (nama penulis, tahun:halaman), catatan kaki, dan daftar pustaka

Baca Juga: 8 Cara membuat artikel yang baik dan benar sebagai Content Writer


Nah, itulah tadi bagaimana cara membuat sebuah karya ilmiah atau karya tulis untuk dapat lolos uji Turnitin. Memahami teks referensi adalah kunci utama dari penulisan sumber atau penulisan kalimat rujukan dalam sebuah karya ilmiah. Jika seseorang memahami referensi terkait dengan baik, maka bukan tidak mungkin dia bisa mengembangkan teks referensi tersebut dengan pembahasaan atau penulisan dengan kalimatnya sendiri.


Bagi kamu yang sedang mengerjakan skripsi, tesis, disertasi, atau tugas-tugas karya tulis perlu memahami Turnitin dan bagaimana cara untuk membuat tulisanmu lolos uji Turnitin. Dan jika kamu telah berhasil lulus uji Turnitin atau bahkan lulus ujian skripsi atau tesis, persiapkan resume dan CV milikmu untuk menyambut kariermu lewat EKRUT. Daftarkan dirimu segera lewat tautan di bawah ini.


 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved