nternal control dapat diartikan sebuah peraturan atau aktivitas yang \ndilakukan dan diimplementasikan oleh sebuah organisasi untuk menjaga \nintegritas informasi keuangan, mempromosikan accountability, dan \nmencegah penipuan.

\n

Terdapat empat tujuan dari internal control system ini, yaitu:

\n
  • Untuk menjaga aset organisasi
  • Untuk menjamin ketepatan dan keandalan dalam pencatatan informasi keuangan
  • Untuk memajukan efisiensi operasi organisasi
  • Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang ditentukan oleh management

Terdapat empat prinsip yang memandu auditor internal control system, yaitu:

\n
  • Management Responsibility, semua proses dari internal control system itu ditanggung jawab oleh management.
  • Methods of Data Processing, internal control system harus dapat mencapai tujuannya, apapun metode pemrosesan data yang digunakan.
  • Limitations, internal control system ini memiliki \nbeberapa hambatan terhadap efektivitasnya seperti terjadinya error, \npenggantian kondisi, dan kebijakan oleh management
  • Reasonable Assurance, internal control system harus\n dapat memberikan reasonable assurance yang artinya harga untuk mencapai\n sebuah tujuan itu tidak lebih besar dari benefitnya.

Berikut adalah contoh-contoh aktivitas dari internal controls, yaitu:

\n
  • Segregation of Duties, artinya membagikan pekerjaan\n ke orang yang berbeda untuk mencegah kejadian error dan meminimal \naktivitas yang tidak kompatibel.
  • Physical Controls, artinya menjaga peralatan, persediaan atau uang secara langsung, contohnya menggunakan kunci atau brankas untuk menjaganya.
  • Reconciliations, artinya transaksi dicatat dan \ndiatur oleh lebih dari dua orang yang berbeda sehingga dapat \ndibandingkan untuk menjaga detail transaksi yang akurat dan benar.
  • Policies and Procedures, menerapkan kebijakan dan prosedur untuk menjaminkan kinerja yang konsiten pada tingkat kualitas yang diperlukan.
  • Transaction and Activity Reviews, membuat laporan keuangan untuk memonitor kinerja terhadap tujuan, mencari masalah, dan mengindentifikasi tren.
  • Information Processing Controls, ketika data \ndiproses banyak variasi internal control yang dilakukan untuk memeriksa \nkeakuratan, kelengkapan, dan otorasi transaksi tersebut.
\n

Secara luas, aktivitas internal control terbagi menjadi dua, yaitu preventative dan detective controls:

\n
  • Preventative control ini tujuannya untuk mencegah \nkesalahan dalam documentation dan authorization, contoh dari \npreventative control yaitu separation of duties, authorization of \ninvoices, dan verification of expenses.
  • Detective control ini berupa backup prosedur yang \ndigunakan untuk menangkap kejadian yang terlewatkan di garis pertahanan \npertama, contoh dari detective control yaitu reconciliation, external \naudits, dan internal audits of assets.
\n

Secara kesimpulan, internal control adalah proses yang wajib untuk \ndilakukan di dalam sebuah organisasi untuk mencegah terjadinya penipuan \natau kesalahan di laporan keuangan dan meningkatkan efisiensi operasi \norganisasinya.

https://student-activity.binus.ac.id/isgbinus/2022/07/apa-itu-internal-control-dalam-auditing-2/


 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved