Apa Itu Balanced Scorecard?

Dalam menghadapi persaingan global, suatu perusahaan memerlukan strategi yang tepat sasaran dalam menunjang rencana kerja yang telah ditetapkan oleh manajemen.  Untuk mengetahui sejauh mana suatu strategi yang telah dicanangkan tersebut berjalan dengan baik, maka diperlukan suatu sistem atau metode untuk dapat mengukur kinerja dari perusahaan tersebut. Penilaian kinerja tersebut diperlukan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas dari strategi dan penerapannya dalam kurun waktu tertentu. Penilaian kinerja juga dapat digunakan untuk mendeteksi kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam perusahaan, sehingga dapat dilakukan usaha preventif maupun perbaikan dimasa mendatang.  Salah satu metode yang cukup terkenal dalam pengukuran kinerja perusahaan adalah Balanced Scorecard (BSC).

Fungsi Balanced Scorecard

Selain untuk mengetahui dari efektifitas kinerja dari suatu strategi, beberapa fungsi lain dari penerapan BSC adalah sebagai berikut:

  • Sebagai alat ukur perusahaan apakah visi dan misi yang dianut telah tercapai
  • Sebagai alat ukur keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan
  • Memberikan gambaran kepada perusahaan terkait SWOT yang dimiliki
  • Sebagai alat key performance indicator perusahaan
  • Sebagai feedback terhadap shareholder perusahaan
  • Sebagai alat komunikasi, informasi, dan sistem analisis pembelajaran perusahaan
  • Perspektif Keuangan

Pengukuran kinerja keuangan menunjukan apakah perencanaan, implementasi dan pelaksanaan serta strategi memberikan perbaikan atau tidak bagi peningkatan keuntungan perusahaan. Perbaikan-perbaikan tersebut tercermin dalam sasaran yang berhubungan dengan keuntungan yang nilainya terukur, pertumbuhan bisnis, serta nilai pemegang saham. Adapun beberapa contoh ukuran kinerja dari perspektif keuangan seperti return on investment (ROI), return on asset (ROA), laba bersih, penjualan bersih (net sales) dan lain-lain.

  1. Perspektif Pelanggan

Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target. Kemudian ditentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit operasi dalam upaya mencapai target finansial. Adapun beberapa contoh ukuran kinerja dari perspektif pelanggan seperti hasil survey pelanggan, jumlah pelanggan baru, waktu respon menjawab pertanyaan, jumlah pelanggan yang complain dan lain-lain.

  1. Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan para pemegang saham. Dalam perspektif ini, perusahaan berfokus pada tiga proses bisnis utama, yaitu inovasi (penciptaan nilai tambah (value added) bagi pelanggan), operasi (efisiensi proses, konsistensi, dan ketepatan waktu barang dan jasa yang diberikan kepada customer) dan purna jual/after sales (memberikan manfaat tambahan terhadap para pelanggan yang telah menggunakan produk).

  1. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif sebelumnya serta untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang. Suatu perusahaan perlu untuk melakukan investasi tidak hanya pada peralatan untuk menghasilkan produk atau jasa, tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur. Adapun beberapa contoh ukuran kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan seperti kemampuan karyawan, kemampuan sistem informasi dan motivasi, pemberian wewenang, dan pembatasan wewenang karyawan.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved