Salah satu metode yang banyak digunakan untuk menentukan harga pokok produksi adalah full costing dan juga variable costing. Seperti yang sudah kita ketahui, secara sederhana perputaran di dalam dunia bisnis terbagi menjadi tiga bagian, yaitu produksi, distribusi dan juga penjualan ke konsumen. dalam proses produksi ini tentunya diperlukan suatu metode yang dinilai efektif dan juga efisien untuk menentukan harga pokok produksi. Biasanya, harga pokok produksi ini dipengaruhi oleh beberapa penyebab, seperti bahan baku, SDM, biaya overhead pabrik, dan hal lainnya yang berhubungan dengan kegiatan produk Full costing adalah suatu metode di dalam dunia akuntansi yang menjelaskan bahwa seluruh biaya yang dikeluarkan di dalam proses produksi, seperti biaya variabel, biaya tetap, biaya langsung, biaya investasi, dan seluruh biaya yang dimanfaatkan untuk proses produksi dimanfaatkan sebagai indikator penting untuk menghitung total biaya per unit atau harga pokok produksi di dalam suatu kegiatan bisnis. erbedaan Full costing dan Variable CostingFull costing dan juga variable costing sama-sama digunakan untuk bisa menghitung harga pokok produksi, walau memiliki tujuan yang sama, tapi keduanya memiliki perbedaan. Berikut ini adalah beberapa perbedaan dari full costing dan variable costing yang wajib Anda ketahui. 1. Perhitungan Harga Pokok Produksi yang BerbedaAgar bisa menghitung harga pokok produksi yang terdapat di dalam suatu perusahaan, maka perbedaan yang paling menonjol dari keduanya adalah pada metode full costing lebih banyak menggunakan beban overhead pabrik tetap dan variable. Sedangkan pada metode variable costing, didalamnya hanya menghitung beban overhead variabel saja. Beban dari overhead pabrik ini adalah biaya produksi yang tidak termasuk biaya bahan baku dan juga beban SDM langsung. Sedangkan beban overhead pabrik tetap adalah biaya yang tidak berubah walaupun ada perubahan di dalam volume produksi. Contoh dari beban overhead pabrik tetap ini adalah beban yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk bisa membeli alat baru. Sementara itu, beban overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang terus berubah sebanding dengan volume aktivitasnya. Salah satu contoh sederhana dari beban overhead pabrik variabel adalah beban untuk mengemas produk. 2. Laporan Keuangan pada Laporan Laba RugiBila Anda menggunakan metode full costing, maka biaya overhead akan dilaporkan didalam laporan keuangan bila produk tersebut memang sudah terjual. Sedangkan untuk metode variable costing yang baik, terjual atau tidaknya suatu produk akan tetap dilaporkan didalam laporan keuangan, sehingga jumlah pendapatan perusahaan pun akan tetap berkurang. 3. Biaya Per PeriodeDi dalam metode full costing, biaya yang terdapat pada per periode akan dinilai sebagai biaya yang tidak berkaitan dengan biaya produksi tapi tetap akan mengurangi laba perusahaan. Biaya periode yang ada variable costing ini akan ikut dibebankan di dalam produksi. Kelebihan Full costing dan Variable CostingBerikut ini adalah beberapa kelebihan dari metode full costing dan variable costing yang bisa Anda jadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memilih metode mana yang hendak Anda gunakan untuk perusahaan Anda. 1. Kelebihan Full CostingKelebihan yang akan anda peroleh saat menggunakan metode full costing adalah sebagai berikut ini.
2. Kelebihan Metode Variable CostingBila Anda ingin menggunakan metode variable costing, maka ada beberapa kelebihan yang bisa Anda rasakan, yaitu:
Kelemahan Full costing dan Variable CostingTidak ada metode yang tidak memiliki kelemahan. Berikut ini adalah kelemahan dari metode full costing dan variable costing. 1. Kelemahan Full CostingDalam metode full costing, maka harga jual Anda akan menjadi lebih tinggi daripada menggunakan metode variable costing. Kenapa? karena metode full costing mengklaim bahwa konsumen akan mau membayar berapapun agar bisa membeli barang yang memang diinginkannya. Metode ini hanya sesuai digunakan untuk Anda yang bergerak dalam bidan produksi bahan pokok masyarakat pada umumnya. 2. Kelemahan Variable CostingPemisahan yang dilakukan pada discretionary fixed cost dan committed fixed cost akan sulit untuk dilakukan pada metode variable costing. Selain itu, metode ini akan menyebabkan naik turunnya suatu laba karena adanya perubahan dalam hal penjualan suatu produk perusahaan. Variable costing tidak cocok digunakan untuk perusahaan yang sifatnya lebih musiman, karena hanya akan menyebabkan kerugian laba yang tidak normal bagi perusahaan. dalam metode variable, maka biaya overhead tetap tidak akan dimasukkan, sehingga nilai persediaan akan menjadi lebih rendah. Laporan Keuangan Full CostingBerikut ini adalah laporan keuangan yang umumnya terdapat di dalam full costing: Full CostingPerhitungan di dalam harga pokok produksi pada metode full costing dilakukan dengan cara membuat suatu laporan keuangan yang terdiri dari berbagai hal berikut:
Jumlah yang yang bisa diperoleh oleh perusahaan dari hasil penjualan produk yang dilakukan perusahaan.
Harga dasar per unit dari produksi ataupun penjualan suatu barang.
Perusahaan bisa memperoleh laba kotor yang berasal dari keuntungan penjualan, tapi belum bisa dikurangi dengan biaya ataupun beban perusahaan. yang mana untuk bisa memperoleh laba kotor ini, anda bisa memperolehnya dengan menghitung selisih antara hasil penjualan dan harga pokok produksi atau penjualan.
Laba bersih adalah laba yang diperoleh keuangan dengan cara menghitung adanya selisih antara laba kotor yang sudah diperoleh sebelumnya dengan jumlah total dari biaya pemasaran suatu variabel yang sudah dikalikan dengan unit produk yang terjual, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum variabel, dan juga biaya administrasi dan umum tetap.
Dana yang dikeluarkan guna melakukan pemasaran dari berbagai variabel sebuah produk oleh pihak perusahaan.
Pihak perusahaan mengeluarkan sejumlah dana untuk memasarkan suatu produk dengan jumlah yang tetap atau tidak berubah.
Sejumlah dana yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan guna mendukung adanya proses produksi.
Sejumlah uang yang digunakan untuk mendukung proses produksi perusahaan yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan. |