Straight line basis atau metode garis lurus merupakan metode perhitungan penyusutan aktiva tetap dengan karakteristik nilai beban penyusutan sama setiap tahunnya. Nilai penyusutan tersebut tidak berubah sampai usia ekonomis aset yang bersangkutan habis.

Sebelum membahas lebih jauh terkait perhitungan straight line basis, tentu kamu perlu mengerti definisi penyusutan atau depresiasi itu sendiri.

Secara sederhana, penyusutan adalah perpindahan biaya dari beban secara berkala selama masa penggunaan atau fungsinya.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, perusahaan menggunakan perhitungan depresiasi untuk aset yang bersifat fisik. Sementara itu, pengurangan nilai aset-aset yang tidak berwujud dihitung dengan amortisasi.

Cara Menghitung Penyusutan Metode Garis Lurus

Metode yang satu ini tergolong cukup banyak digunakan oleh perusahaan. Biasanya, straight line basis dipilih untuk menghitung penyusutan harta atau aset yang fungsinya tidak terpengaruh oleh jumlah produk yang dihasilkan bisnis, misalnya bangunan dan peralatan kantor.

Terdapat beberapa komponen yang memengaruhi biaya penyusutan aktiva tetap, yaitu harga perolehan, nilai residu, dan usia ekonomis. Mari kita bahas satu per satu!

  • Harga Perolehan atau Acquisition Cost

Harga perolehan merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap sampai aset tersebut siap digunakan.

Bisa dikatakan, komponen yang satu ini sangat penting dalam perhitungan depresiasi. Pasalnya angka harga perolehan akan menjadi dasar seberapa besar depresiasi yang harus dialokasikan dalam setiap periode akuntansi.

  • Nilai Residu atau Salvage Value

Suatu aset atau aktiva tentu akan memasuki titik habis pakai atau retirement pada waktu tertentu. Jika waktu tersebut tiba, beberapa aktiva mungkin akan atau harus dijual.

Nah, taksiran nilai pada saat penghentian penggunaan aktiva tersebut, disebut dengan salvage cost atau nilai residu.

Tentu saja tidak semua aktiva mempunyai nilai residu sebab ada pula aset yang tidak dijual kembali setelah selesai digunakan. Dilihat dari sisi ekonomi, sudah pasti hal ini kurang direkomendasikan.

  • Usia Ekonomis atau Estimated Economic Life

Rata-rata aset memiliki dua jenis usia, yaitu usia fisik serta usia fungsional. Sesuai namanya, usia fisik berkaitan dengan kondisi fisik aktiva atau aset yang bersangkutan.

Kita bisa menyebut suatu aktiva memiliki usia fisik jika kondisi fisik aktiva tersebut masih baik. Di sisi lain, sebuah aktiva juga mempunyai kontribusi yang terkait penggunaan atau dikenal dengan usia fungsional.

Selama aktiva memberikan kontribusi bagi perusahaan, maka aktiva tersebut masih memiliki usia fungsional.

Usia fungsional atau lebih dikenal dengan sebutan usia ekonomis inilah yang akan dijadikan dasar perhitungan beban penyusutan.

Rumus Metode Garis Lurus

Rumus metode garis lurus tentu melibatkan ketiga komponen tersebut. Kamu dapat menghitungnya dengan rumus berikut ini:

Metode garis lurus = (Harga perolehan - Nilai residu) : Usia ekonomis


Supaya lebih jelas, kita lihat contoh cara menghitung penyusutan metode garis lurus di bawah ini.

Sebut saja, harga perolehan suatu aset adalah sebesar Rp15.000.000, sedangkan estimasi nilai residunya senilai Rp1.500.000. Lalu, diketahui bahwa usia ekonomis aset tersebut adalah lima tahun. Maka, nilai penyusutannya bila dihitung dengan metode garis lurus adalah sebagai berikut:

= (Rp15.000.000 - Rp1.500.000) : 5

= Rp13.500.000 : 5

= Rp2.700.000





 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved