Manfaat break even point sangatlah berkontribusi positif dalam suatu perusahaan atau bidang usaha yang dijalankan oleh wirausaha. Break even point adalah suatu kondisi di mana jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk biaya produksi sama dengan jumlah pendapatan yang diterima dari hasil penjualannya.

Maka dari itu, break even point juga dikenal dengan istilah titik impas karena perhitungan break even point akan membuat perusahaan tidak mendapatkan laba tetapi juga tidak mengalami kerugian. 

Dalam analisis ini memerlukan estimasi mengenai biaya tetap, biaya variabel, dan penjualan. Manfaat break even point yang utama adalah untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal.

Menurut Rony (1990, p. 357) analisis titik impas atau analisis Break Even Point sangat bermanfaat bagi manajemen dalam menjelaskan beberapa keputusan operasional yang penting dalam tiga cara berbeda namun tetap berkaitan yaitu:

  1. Pertimbangan tentang produk baru dalam menentukan berapa tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan memperoleh laba.
  2. Sebagai kerangka dasar penelitian pengaruh ekspansi terhadap tingkat operasional.
  3. Membantu manajemen dalam menganalisis konsekuensi penggeseran biaya variabel menjadi biaya tetap karena otomisasi mekanisme kerja dengan peralatan yang canggih.

Matz, Usry dan Hammer (1991, p. 224) juga menjelaskan beberapa manfaat analisa break even untuk manajemen, yaitu :

  1. Membantu pengendalian melalui anggaran.
  2. Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan.
  3. Menganalisa dampak perubahan volume.
  4. Menganalisa harga jual dan dampak perubahan biaya.
  5. Merundingkan upah.
  6. Manganalisa bauran produk.
  7. Manerima keputusan kapitalisasi dan ekspansi lanjutan.
  8. Menganalisa margin of safety.

Sedangkan menurut Sigit (1993, p. 1) analisa Break Even Point mempunyai beberapa manfaat, diantaranya adalah :

  1. Sebagai dasar merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai laba tertentu.
  2. Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan aktivitas yang sedang berjalan.
  3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual.
  4. Sebagai bahan atau dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
  5. Berikut ini terdapat beberapa tujuan break even point, terdiri atas:

    1. Mendesain spesifikasi produk.

    2. Menentukan harga jual persatuan.

    3. Menentukan jumlah produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian.

    4. Memaksimalkan jumlah suatu produksi.

    5. Merencanakan laba yang diinginkan

    Perubahan harga jual per unit dapat mempengaruhi besarnya BEP. Apabila harga jual naik sementara biaya tidak berubah, maka akan menurunkan BEP, demikian pula sebaliknya. Perubahan pada biaya variable pun akan merubah posisi BEP, apabila biaya variable naik makan BEP pun akan naik, dan begitu pula sebaliknya.

    Advertisement

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved