Ketika merintis sebuah bisnis, setiap pengusaha pasti mengalami
yang namanya rugi maupun laba. Laba diperoleh ketika jumlah pendapatan lebih
besar daripada seluruh biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi. Sedangkan, kerugian akan dialami oleh seorang pengusaha jika
seluruh hasil pendapatannya tidak mampu menutupi biaya produksi yang
dikeluarkan. Untuk menghindari kerugian yang tidak perlu, ada baiknya kamu tahu
tentang istilah BEP atau Break Even Point. Pengertian Break Even Point (BEP) Break Even Point atau BEP adalah sebuah kondisi di mana jumlah
pengeluaran yang diperlukan untuk biaya produksi sama dengan jumlah pendapatan
yang diterima dari hasil penjualan. Dengan begitu, usaha yang kamu jalani tidak mengalami laba
maupun rugi atau dalam artian telah mencapai titik impas. Dilansir dari Hubworks, perhitungan BEP akan membantumu untuk
menentukan anggaran keuangan usaha yang kamu jalani di masa depan, entah itu
untuk biaya produksi, perekrutan karyawan, ataupun jumlah keuntungan yang bisa
didapatkan. Apa Itu Business Plan dan Manfaatnya Bagi Bisnis Kamu? Meski berarti usaha yang dijalani berarti belum mendapatkan
laba, Break Even Point atau BEP ini punya sejumlah fungsi bermanfaat. Apalagi,
konsep ini dapat diimplementasikan kepada usaha kecil sampai usaha berskala
besar. Fungsi BEP dalam Menjalankan Usaha Sumber foto: Shuttershock Berikut ini adalah beberapa fungsi dari Break Even Point atau
BEP: ·
Pelaku usaha dapat memanfaatkan BEP untuk mencari tahu berapa
penjualan minimum yang wajib dipertahankan guna menghindari kerugian. ·
Pelaku usaha juga bisa menggunakan BEP guna mengetahui margin
penjualan agar dapat memperoleh keuntungan. ·
Mencari tahu dampak perubahan biaya, harga jual, dan volume
penjualan pada kelangsungan bisnis. ·
Sebagai alat pengambil keputusan terkait mau menutup bisnis atau
tidak dan kapan waktu yang tepat untuk menghentikan operasional badan usaha. ·
Pedoman dalam memberikan berapa nilai investasi yang tepat agar
bisa mengimbangi biaya produksi. ·
Membantu memproyeksikan keuangan usaha yang sedang dijalani. Variabel dalam Menghitung BEP 1. Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap adalah biaya yang nilainya tetap walaupun terjadi
perubahan pada proses produksi. Sebagai contoh, biaya sewa gedung, gaji
karyawan, dan lain-lain. 2. Biaya Variabel (Variable Cost) Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel adalah biaya yang
nilainya dapat berubah-ubah karena bergantung pada proses produksi.
Perubahannya bisa terjadi karena proses produksi mengalami peningkatan ataupun
penurunan karena permintaan pasar berkurang. 3. Harga Jual Produk Harga jual adalah harga yang ditentukan produk untuk dijual
kepada pasar. Harga jual berlaku untuk setiap satuan unit. Nilainya diperoleh
dari penjumlahan harga pokok plus keuntungan yang ingin diperoleh. Cara Menghitung BEP Adapun, menghitung Break Even Point atau BEP adalah hal yang
penting karena dapat membantumu untuk menentukan harga jual serta perkiraan
anggaran keuangan usaha yang kamu jalani di masa depan. Pada dasarnya, menghitung BEP sangat sederhana. Dilansir dari
Investopedia, usaha yang kamu jalani dapat mengurangi harga jual per unit
dengan biaya variabel, lalu dibagi dengan biaya tetap untuk menghitung Break
Even Point atau BEP. Jadi, rumus Break Even Point atau BEP adalah sebagai berikut: biaya tetap : (harga
per unit – biaya variabel). Demikian pembahasan seputar Break Even Point atau BEP serta
fungsinya untuk usaha yang sedang kamu jalani.
Selain mengenal istilah BEP, dalam menjalankan usaha ada baiknya
kamu menyiapkan dana darurat, salah satunya adalah dengan melakukan investasi. |