Pengertian dan Konsep Penilaian Persediaan Dengan Metode Average

Terbagi dua, weighted average atau disebut juga rata-rata tertimbang dan moving average  yaitu rata-rata tertimbang bergerak.

Pada perhitungan penilaian persediaan dengan metode harga rata-rata tertimbang berarti bahwa nilai saldo awal barang dagangan ditambah dengan total pembelian barang dagangan dibagi dengan total kuantitas baranf dagangan yang dibeli ditambah dengan kuantitas saldo awal, dari hasil ini akan diperoleh harga rata-rata. Lalu harga rata-rata tersebut dikali kan dengan kuantitas stok akhir yang diperoleh dari hasil stock  opname atau hasil dari stock card. Akhirnya akan diperoleh nilai saldo akhir barang dagangan.

Sedangkan pada perhitungan penilaian persediaan dengan metode moving average, setiap pembelian barang dangan yang terjadi ditambahkan ke nilai saldo persediaan barang dagangan lalu dirata-ratakan dengan kuantitas yang tersedia untuk menentukan harga pokok penjualan rata-rata ketika barang dijual. Harga rata-rata pada metode moving average harus diupdate setiap saat pada saat barang masuk dan keluar.

Untuk yang rata-rata tertimbang digunakan pada metode pencatatan persediaan periodik dan yang moving average digunakan pada metode pencataan persediaan perpetual.

Contoh Perhitungan average cost

Berikut data pembelian dan penjualan pada bulan Maret

TanggalTransaksiNilai
01 MaretJumlah unit diawal bulan300 @Rp. 2000
05 MaretPembelian500 unit @Rp. 3000
07 MaretPenjualan250 unit
13 MaretPembelian600 unit @Rp. 3.500
15 MaretPenjualan300 unit
20 MaretPembelian400 unit @Rp. 4.000
25 MaretPembelian600 Unit @Rp. 4.500
26 MaretPenjualan400 Unit
27 MaretPenjualan500 Unit
30 MaretPembelian600 Unit @Rp. 5.000

Penyelesaian :

TanggalJumlah unitHarga Per Unit (Rp.)Total Biaya
01 Maret3002.000600.000
05 Maret5003.0001.500.000
13 Maret6003.5002.100.000
20 Maret4004.0001.600.000
25 Maret6004.5002.700.000
30 Maret6005.0003.000.000
TOTAL3.00011.500.000

Summary

Biaya rata-rata per unit = Rp. 11.500.00 : 3000 unit = Rp. 3833 / unit

Jumlah unit yang tersedia untuk dijual = 3000

Jumlah Unit Yang Terjual (250 + 300 + 400 + 500) = 1450

Jumlah unit yang belum terjual = 1550

Jumlah biaya barang terjual = Rp 3833 x 1450 unit = Rp. 5.557.850

Biaya dari persediaan akhir = Rp. 3833 x 1150 unit = Rp. 4.407.950

Dibandingkan dengan 2 motode lain FIFO dan LIFO metode Average Cost ini memiliki kelebihan dan kekurangan rata-rata berada dipertengahan antara 2 metode tersebut.

Dengan adanya metode perhitungan biaya persediaan tersebut dapat membantu anda para retailer dalam mendapatkan hasil biaya akhir yang tepat akurat.

Dengan adanya contoh perhitungan diatas, semoga dapat memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai metode average cost.

Sumber : https://turboly.com/blog/2017/04/MEMAHAMI-METODE-AVERAGE-COST.html

Sampai bertemu di pembahasan selanjutnya dan salam Artikel.  Apabila ada yang ingin dikonsultasikan mengenai artikel ini ataupun permasalah bisnis anda yang lain, bisa hubungi kami di 087 777 510 668 / 0821 3232 8778 / 031 734 6576.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved