Pengertian Sistem
Produksi Just In Time (JIT) – Just In Time atau
sering disingkat dengan JIT adalah suatu sistem produksi yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah yang
dikehendakinya.Tujuan sistem produksi Just In Time (JIT) adalah untuk
menghindari terjadinya kelebihan kuantitas/jumlah dalam produksi
(overproduction), persediaan yang berlebihan (excess Inventory) dan juga pemborosan
dalam waktu penungguan (waiting). Dengan adanya sistem JIT, kita telah dapat
mengatasi 3 pemborosan (overproduction, excess inventory dan waiting) diantara
7 pemborosan (7 Waste) yang harus dihindari dalam sistem produksi Toyota. Istilah
“Just In Time” Jika diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Indonesia adalah
Tepat Waktu, Jadi Sistem Produksi Just In Time atau JIT ini dalam bahasa
Indonesia sering disebut dengan Sistem Produksi Tepat Waktu. Tepat Waktu disini
berarti semua persedian bahan baku yang akan diolah menjadi barang jadi harus
tiba tepat waktunya dengan jumlah yang tepat juga. Semua barang jadi juga harus
siap diproduksi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh pelanggan pada waktu
yang tepat pula. Dengan demikian Stock Level atau tingkat persedian bahan
baku, bahan pendukung, komponen, bahan semi jadi (WIP atau Work In Progress)
dan juga barang jadi akan dijaga pada tingkat atau jumlah yang paling minimum.
Hal ini dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan Cash Flow dan
menghindari biaya-biaya yang akan terjadi akibat kelebihan bahan baku dan
barang jadi. Dalam
menjalankan sistem produksi Just In Time atau sistem produksi JIT ini,
diperlukan ketelitian dalam merencanakan jadwal-jadwal produksi mulai jadwal
pembelian bahan produksi, jadwal penerimaan bahan produksi, jadwal jalannya
produksi, jadwal kesiapan produk hingga ke jadwal pengiriman barang jadi. Pada
umumnya, perusahaan-perusahaan manufakturing modern saat ini menggunakan
berbagai perangkat lunak (Software) yang canggih dalam merencanakan jadwal
produksi yang didalamnya juga termasuk mengeluarkan pesanan pembelian (purchase
order) dan pengendalian jumlah persedian (Inventory). Software Produksi
tersebut juga dapat melakukan penukaran informasi mulai dari Pemasok (vendor)
hingga ke Pelanggan (Customer) melalui Electronic Data Interchange (EDI) untuk
memastikan kebenaran sampai ke data-data yang paling rinci (detail). Kebenaran
dan ketepatan waktu pengiriman bahan-bahan produksi sangat diperlukan dalam
Sistem Produksi Just In Time ini. Contoh pada sebuah perusahaan manufaktur
Handphone, perusahaan tersebut harus dapat menerima model LCD display yang
benar dan dalam jumlah yang dibutuhkan untuk satu hari produksi, pemasok LCD
Display tersebut diharapkan untuk dapat mengirimkannya dan tiba di gudang
produksi dalam batas waktu yang sangat singkat. Sistem permintaan bahan-bahan
Produksi demikian biasanya disebut dengan “Pull System” atau “Sistem Tarik”. Kelebihan Sistem Produksi Just In Time (JIT)Banyak
kelebihan yang dapat dinikmati dalam menerapkan sistem produksi Just In Time,
diantaranya sebagai berikut : 1.
Tingkat Persediaan atau Stock Level yang rendah sehingga
menghemat tempat penyimpanan dan biaya-biaya terkait seperti biaya sewa tempat
dan biaya asuransi. 2.
Bahan-bahan produksi hanya diperoleh saat diperlukan saja
sehingga hanya memerlukan modal kerja yang rendah. 3.
Dengan Tingkat persedian yang rendah, kemungkinan terjadinya
pemborosan akibat produk yang ketinggalan zaman, lewat kadaluarsa dan rusak
atau usang akan menjadi semakin rendah. 4.
Menghindari penumpukan produk jadi yang tidak terjual akibat
perubahan mendadak dalam permintaan. 5.
Memerlukan penekanan pada kualitas bahan-bahan produksi yang
dipasok oleh Supplier (Pemasok) sehingga dapat mengurangi waktu pemeriksaan dan
pengerjaan ulang. Kelemahan sistem produksi Just In Time (JIT)Meskipun
banyak kelebihan yang bisa didapat, Sistem Produksi Just In Time ini masih
memiliki kelemahan, yaitu : 1.
Sistem Produksi Just In Time tidak memiliki toleransi terhadap
kesalahan atau “Zero Tolerance for mistakes” sehingga akan sangat sulit untuk
melakukan perbaikan/pengerjaan ulang pada bahan-bahan produksi ataupun produk
jadi yang mengalami kecacatan. Hal ini dikarenakan tingkat persediaan
bahan-bahan produksi dan produk jadi yang sangat minimum. 2.
Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Pemasok baik dalam
kualitas maupun ketepatan pengiriman yang pada umumnya diluar lingkup
perusahaan manufakturing yang bersangkutan. Keterlambatan pengiriman oleh satu
pemasok akan mengakibatkan terhambatnya semua jadwal produksi yang telah
direncanakan. 3.
Biaya Transaksi akan relatif tinggi akibat frekuensi Transaksi
yang tinggi. 4.
Perusahaan Manufaktring yang bersangkutan akan sulit untuk
memenuhi permintaan yang mendadak tinggi karena pada kenyataannya tidak ada
produk jadi yang lebih. Banyak
Perusahaan Manufakturing yang menerapkan sistem produksi Just In Time ini
menikmati keuntungan yang signifikan seperti Toyota dan beberapa perusahaan
manufaktur Jepang yang telah menerapkannya sejak tahun 1950an . Namun
keberhasilan Sistem Produksi Just In Time sangat tergantung pada komitmen
seluruh karyawan perusahaan mulai dari lebel yang terendah hingga pada level
yang tertinggi.
|