Jenis-jenis Costing

Terdapat banyak sekali jenis biaya atau costing di dalam suatu perusahaan saat hendak melakukan bisnis, yaitu:

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang tidak terdampak pada tingkat produksinya, contohnya seperti pembayaran sewa atau hipotek atas gedung ataupun peralatan yang disusutkan dengan tarif bulanan yang tetap. Kenaikan ataupun penurunan tingkat produksi ini tidak akan bisa menyebabkan perubahan di dalam biaya tersebut. 

2. Biaya Variabel (Variable Costs

Pengertian variable costing adalah tingkat produksi suatu perusahaan. Contohnya, toko bunga yang harus meningkatkan persediaan karangan bunganya untuk hari valentine karena biaya yang lebih tinggi bila membeli lebih banyak bunga dari pembibitan ataupun pusat tanaman setempat.

3. Biaya Operasi (Operational Costs

Biaya operasi adalah biaya yang berhubungan dengan operasi bisnis sehari-hari. Biaya ini bisa tetap ataupun berbeda, tergantung situasi dan kondisi perusahaan.

4. Biaya Langsung

Biaya tetap adalah biaya yang secara khusus berhubungan dengan produksi pada suatu produk. Bila para pemanggang kopi menghabiskan waktu selama lima jam untuk bisa memanggang kopi, maka biaya langsung dari produk bisa termasuk jam kerja pemanggangan dan juga biaya biji kopi.

5. Biaya tidak langsung (Indirect Costs)

Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak bisa dihubungkan secara langsung dengan suatu produk. Contoh sederhananya adalah alat pemanggan kopi, biaya energi dalam memanaskan alat ini dinilai tidak langsung karena tidak tepat dan akan sulit untuk dilacak ke produk individual.

Pengertian Full Costing 

Full costing adalah suatu metode dalam menentukan biaya produksi yang bisa memperhitungkan seluruh unsur biaya produksi ke dalam biaya produksi, yang mana didalamnya terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan juga biaya overhead pabrik, baik itu yang berlaku secara variable ataupun tetap.

Sehingga, penentuan biaya produksi berdasarkan metode full costing terdiri dari:

  • Biaya tenaga kerja langsung
  • Biaya bahan baku
  • Biaya overhead pabrik tetap
  • Biaya overhead pabrik variabel
  • Biaya produksi

Pengertian Variable Costing

Pengertian variable costing di dalam akuntansi adalah penentuan harga pokok produksi yang hanya membebankan berbagai biaya produksi variable saja kedalam harga pokok produk.

Nah, harga pokok produk berdasarkan pengertian variable costing adalah sebagai berikut:

  • Biaya tenaga kerja dengan variabel
  • Biaya bahan baku
  • Harga pokok produk
  • Biaya overhead pabrik variabel

Penentuan terkait harga pokok variable atau variable costing adalah suatu konsep penentuan harga pokok yang didalamnya hanya memasukkan biaya produksi variabel sebagai elemen harga pokok produk. Biaya produksi ini akan tetap dianggap sebagai biaya periode atau biaya waktu yang langsung dibebankan di dalam laba rugi terjadinya dan tidak diperlakukan sebagai biaya produksi.

Keunggulan dan Kelemahan Metode Variable Costing 

Berdasarkan pengertian variable costing diatas, keunggulan dan kelemahan dalam menghitung biaya produksi dengan menggunakan metode variable costing adalah sebagai berikut:

Keunggulan

  • Bisa digunakan untuk bisa mengendalikan biaya karena dengan menyajikan seluruh biaya tetap dalam satu kelompok tersendiri, pihak manajemen bisa memusatkan perhatian pada perilaku biaya tetap
  • variable costing bisa digunakan untuk menentukan harga jual dalam jangka waktu yang pendek.

Kelemahan

  • Pemisahaan berbagai biaya ke dalam variable costing dan tetap pada dasarnya sulit untuk dilakukan karena sangat jarang sekali suatu biaya bisa benar-benar tetap atau bervariasi.
  • Metode variable costing dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi pada umumnya, sehingga di dalam membuat laporan keuangan untuk kepentingan pajak dan masyarakat umum harus dibuat dengan dasar metode full costing menjadi lebih baik.
  • Naik turunnya laba dikaitkan dengan berbagai perubahan di dalam penjualan. Untuk perusahaan yang kegiatan bisnisnya musiman, maka variable costing akan menyajikan kerugian yang berlebih-lebihan dalam periode waktu tertentu, sedangkan pada periode lainnya mampu menyajikan laporan laba yang tidak normal.
  • Tidak diperhitungkan sebagai BOP tetap di dalam persediaan dan harga pokok persediaan akan bisa menyebabkan nilai persediaan yang lebih rendah, sehingga nantinya akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk berbagai tujuan analisa keuangan.

Contoh Perhitungan Metode Variable Costing

Pada tahun 2021, PT ABC membuat produk sebanyak 1.000 untuk produk A. Data biaya produksi untuk membuat produk A pada PT ABC adalah sebagai berikut:

  • Biaya Bahan Baku Rp 200 per unit
  • Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 150 per unit
  • Biaya Overhead Variabel Rp 400 per unit
  • Biaya Overhead Tetap Rp 100.000
  • Biaya Pemasaran Variabel Rp 300 per unit
  • Biaya Pemasaran Tetap Rp 150.000
  • Biaya administrasi dan umum Tetap Rp 200.000

Produk A dijual dengan seharga Rp 2.000 per unit. Dan produk A terjual sebanyak 1.000 unit. Lalu, berapakah harga pokok produksi bila menggunakan metode variable costing dan bagaimana cara membuat laporan laba ruginya?

Berdasarkan pengertian variable costing di atas, cara menghitung variable costing pada PT ABC adalah sebagai berikut:

Biaya bahan baku (Rp 200 x 1000) + Rp 200.00

Biaya tenaga kerja langsung (Rp 150  x 1000) = Rp 150.000

Biaya overhead variabel (Rp 400 x 1000) = Rp 400.000

Harga pokok produksi = Rp 750.00

PT ABC

Laporan Laba Rugi

Untuk periode yang berakhir tahun 2021

Penjualan (Rp 2000 x 1000) = Rp 2.000.000

Dikurangi berbagai variable costing, maka hasilnya adalah:

HPP = Rp 750.000

Biaya pemasaran variable (Rp 300 x 1000) = Rp 300.000

Rp 1.050.000

Kontribusi margin Rp 950.000

Dikurang dengan biaya tetap:

Biaya overhead tetap Rp 150.000

Biaya pemasaran tetap Rp 100.000

Biaya administrasi dan umum tetap Rp 200.0000

Rp 450.000

Laba rugi bersih adalah Rp 500.000

Tujuan Variabel Costing

Berdasarkan pengertian variable costing di atas, tujuan dari dilakukannya variable costing adalah agar bisa memenuhi laporan pada pihak manajemen dalam memperoleh informasi yang mempunyai orientasi dalam mengambil keputusan untuk jangka waktu yang pendek.

Nah, tujuan lain dari dilakukannya variable costing adalah sebagai berikut:

  1. Agar pihak manajemen bisa mengetahui batas kontribusi yang berguna dalam menentukan rencana besarnya laba melalui analisis hubungan biaya volume laba dan untuk membantu pihak manajemen perusahaan dalam mengambil kebijakan yang berjangka pendek.
  2. Pihak manajemen pun nantinya akan lebih mudah dalam mengendalikan kondisi operasional yang sedang berjalan, menetapkan penilaian, dan juga melakukan pertanggungjawaban atas departemen lainnya di dalam suatu perusahaan.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved