Pengertian Buffer Stock

Buffer jika diartikan adalah penyangga atau untuk menjaga. Oleh karena itulah, Buffer stock sering juga disebut safety stock. Ya, Buffer stock adalah stok barang yang disediakan untuk menjaga operasional produksi agar tetap berjalan sampai ada barang kembali yang masuk sebagai stok. Dengan kata lain, buffer stock dilakukan agar tidak terjadi stockouts atau kekurangan bahan baku. Perlu diingat bahwa pasokan dan permintaan seringkali mengalami ketidakpastian sehingga ‘berjaga-jaga’ adalah solusi terbaik.

Terdapat tiga komponen dalam mempertimbangkan perlunya buffer stock, yaitu:

  1. Variasi Permintaan

Di pasar, permintaan sangat variatif. Jarang ditemui kasus permintaan yang selalu stabil tiap bulannya. Hal inilah yang harus diantisipasi oleh pelaku bisnis. Bayangkan jika variasi permintaan semakin tinggi dari waktu ke waktu, maka resiko stock out semakin besar. Hal ini artinya faktor permintaan berbanding lurus dengan buffer stock yang harus disiapkan.

  1. Lead Time

Lead time adalah waktu antara pemesanan hingga barang dikirim ke konsumen. Waktu ini juga sifatnya variatif karena banyak faktor. Semakin besar lead time-nya maka semakin besar pula buffer stock yang dibutuhkan. Lead time sendiri terdiri dari beberapa macam tergantung dari perusahaan masing-masing, seperti lead time produksi, lead time transportasi, atau lead time inspeksi.

  1. Service Level

Service level adalah kemampuan perusahaan mentolerir permintaan konsumen. Sebagai contoh jika ada 100 permintaan, maka berapa banyak yang ditolerir untuk tidak bisa terpenuhi? Misalkan, ada 10 yang dirasa tidak bisa dipenuhi, maka itu artinya service level perusahaan adalah 90 persen. Idealnya memang 100 persen, namun kita tak bisa menutup mata karena artinya buffer stock-nya juga harus lebih besar. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus sudah menentukan service levelnya masing-masing.

Pengertian Threshold Stock

Threshold stock masih sangat berkaitan dengan buffer stock. Hal ini merupakan kelanjutan akan kapan waktu yang aman untuk melakukan pemesanan. Seperti artinya, threshold alias ambang batas, threshold stock merupakan batas jumlah stok yang menjadi tanda atau acuan agar segera melakukan pengisian stock termasuk buffer stock.

Perlu diketahui bahwa tidak ada perhitungan pasti akan threshold stock ini. Setiap perusahaan harus bisa menyesuaikan kondisinya masing-masing. Namun ada baiknya, threshold stock lebih dari yang disediakan untuk buffer stock. Pada hakikatnya ini menjadi sejenis kontrol persediaan barang.

Perbedaan Buffer Stock dan Threshold Stock

erdasarkan penjelasan akan pengertian dari buffer stock dan threshold stock di atas, bisa dilihat dengan jelas apa perbedaan keduanya. Buffer stock lebih menekankan pada banyaknya stok barang untuk menjaga dari kekurangan. Sedangkan Threshold Stock lebih menekankan pada batas persediaan barang yang tersimpan sebagai tanda bahwa harus memasukan stok baru.


Secara sederhana, perbedaan ini bisa dipahami pada sebuah kondisi berikut. Anda memiliki bisnis makanan yang menggunakan bahan telur. Setiap hari, dibutuhkan rata-rata 100 butir telur. Namun karena pembeli tidak bisa dipastikan jumlahnya, maka Anda bisa melebihkan telurnya 20 butir menjadi 120 butir telur. Itulah yang disebut sebagai buffer stock. Di sisi lain, Anda juga bisa memperkirakan jika telur sudah habis 80 butir di sore hari. Itu menjadi tanda bahwa sebaiknya segera membeli telur lagi karena waktu berjualan masih panjang. Angka 80 butir telur itulah yang menjadi threshold stock.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved