Apa itu Persediaan?

Persediaan adalah jumlah produk yang dimiliki perusahaan yang tersedia untuk dibeli. Kumpulan barang ini pada akhirnya akan dijual kepada pelanggan untuk mendapatkan keuntungan.

Hal ini membuat persediaan dilaporkan sebagai aset lancar di neraca perusahaan Anda. Namun, perlu diingat bahwa menyimpan persediaan untuk waktu yang lama belum tentu merupakan hal yang baik. Ini karena Anda dapat membayar biaya penyimpanan dan produk berpotensi menjadi usang.

Berikut adalah beberapa contoh persediaan:

  • Jumlah pakaian yang harus dijual perusahaan
  • Hot dog yang siap dijual oleh stand hot dog
  • Bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat furnitur
  • Cupcake yang belum selesai di toko roti
  • Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat limun untuk stand limun

Jenis Persediaan

Di bawah ini, ada beberapa jenis persediaan yang perlu kenal jika Anda adalah seorang pemilik bisnis. Berikut adalah beberapa jenis persediaan:

1. Persediaan bahan baku

Persediaan bahan baku mengacu pada barang yang digunakan untuk membuat produk atau persediaan perusahaan. Dengan kata lain, mereka adalah bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi berbagai barang.

Bahan baku bisa apa saja dari kayu dan paku untuk membuat perabot atau tepung, telur dan mentega yang digunakan untuk membuat produk untuk toko roti. Biaya bagian persediaan ini dilaporkan sebagai persediaan bahan baku di neraca perusahaan.

2. Persediaan barang dalam proses

Persediaan barang dalam proses mengacu pada barang yang belum selesai atau sepenuhnya diproduksi. Contoh jenis inventaris ini termasuk cokelat yang masih membutuhkan lapisan gula di pabrik cokelat, sepatu yang belum diwarnai, dan minyak esensial yang belum dikemas dalam botol oleh produsen kesehatan.

3. Persediaan barang jadi

Barang jadi mengacu pada produk atau persediaan yang siap dijual oleh perusahaan. Barang-barang ini telah menyelesaikan siklus produksi. Barang jadi sebelumnya terdiri dari bahan mentah dan juga barang dalam proses.

Contoh persediaan barang jadi termasuk barang jadi yang dipanggang di toko roti, kaos yang sudah jadi oleh perancang pakaian dan rumah yang sudah selesai oleh pembangun rumah.

Bagaimana Cara Mengevaluasi Persediaan?

Untuk mengevaluasi persediaan, Anda harus memahami bagaimana persediaan dan harga pokok terkait. Sebagai permulaan, persediaan yang terjual dilaporkan di bawah harga pokok penjualan pada laporan laba rugi perusahaan. Ketika biaya persediaan turun, harga pokok penjualan (HPP) turun.

Ada tiga metode yang digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan. Mereka adalah sebagai berikut:

Metode First in, First Out (FIFO)

Metode FIFO menetapkan bahwa barang yang dibeli terlebih dahulu adalah yang pertama dijual, digunakan, atau dibuang. Konsep ini bermanfaat bagi bisnis karena semakin tua barangnya, semakin tinggi risikonya menjadi usang dan semakin lama perusahaan harus membayar untuk penyimpanannya.

Dengan menjual barang-barang tertua terlebih dahulu, perusahaan lebih siap untuk menyimpan barang-barang baru. Selain itu, tergantung pada itemnya, semakin lama disimpan, semakin mudah rusak.

Misalnya, jika toko kelontong menjual alpukat, mereka harus menjual alpukat yang tiba di toko terlebih dahulu untuk menghindari jamur dan untuk tidak menjual alpukat berjamur kepada pelanggan.

Secara keseluruhan, jika metode FIFO tidak digunakan, dapat mempengaruhi margin keuntungan perusahaan. Berikut adalah langkah-langkah untuk mengevaluasi persediaan dan harga pokok penjualan menggunakan metode ini:

1. Tentukan tanggal mulai dan berakhir

Tentukan berapa banyak persediaan yang Anda miliki pada tanggal mulai dan lagi pada tanggal akhir yang telah Anda pilih. Misalnya, Anda dapat mengatakan bahwa Anda memiliki sejumlah kaos pada 1 Januari dan pada akhir perhitungan COGS Anda, Anda mungkin memiliki jumlah yang berbeda pada 1 Februari. Oleh karena itu, 1 Januari dan 1 Februari akan menjadi tanggal mulai dan berakhir Anda, masing-masing.

2. Cari tahu biaya yang Anda bayarkan untuk barang-barang ini

Setelah Anda mengambil persediaan, lihat faktur Anda dan tentukan berapa banyak yang Anda bayarkan untuk barang-barang ini. Dengan menggunakan contoh di atas, katakanlah Anda menambahkan ke inventaris dengan membeli 10 kemeja seharga 100.000 masing-masing pada hari Senin dan 10 kemeja lainnya seharga 150.000 masing-masing pada hari Jumat. Kemudian katakanlah Anda menjual 15 kemeja pada hari Minggu.

3. Hitung HPP

Tentukan harga pokok penjualan dengan mengurangkan jumlah yang terjual dari persediaan Anda dimulai dengan barang yang terjual terlebih dahulu. Anda kemudian dapat mengalikannya dengan biaya pembelian. Misalnya, HPP untuk contoh di atas adalah (10 x 100.000) + (5 x 150.000) = 1.750.000. Oleh karena itu, HPP Anda akan menjadi 1.750.000.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved