Piutang dagang sangat familiar di dunia bisnis. Hal ini dikarenakan piutang dagang dapat menarik banyak pelanggan karena pembayaran dari barang atau jasa yang mereka dapat bisa ditunda di kemudian hari.

Tapi piutang dagang bisa jadi pisau bermata dua untuk bisnis itu sendiri bilamana kita tidak mengerti tentang apa itu piutang dagang dan bagaimana cara merawatnya.

Definisi

Piutang dagang adalah tagihan atau saldo yang belum dibayar oleh customer atas barang/jasa yang telah diterima. Piutang dagang timbul karena perusahaan melakukan penjualan barang/jasa mereka secara kredit.

Besaran piutang tersebut mengacu pada faktur atau invoice yang diterima oleh setiap customer. Masa pembayaran piutang dagang juga bervariasi tergantung waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

Piutang dagang biasanya diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan B2B (Business to Business) yang bertujuan agar pelanggan tersebut dapat dipermudah dalam mengelola waktu pembayaran dan ketersediaan kas.

Jenis-jenis Piutang Dagang

Terdapat beberapa jenis piutang dagang, antara lain:

·         Wesel Tagih

Wesel tagih atau notes receivables ini dikuatkan oleh janji formal dengan tertulis sebagai pembayaran.

·         Piutang Usaha

Piutang usaha atau accounts receivables merupakan piutang dagang yang tidak memperoleh jaminan rekening terbuka. Piutang dagang merupakan sebuah perluasan kredit jangka pendek terhadap pelanggan. Pembayaran dapat dilakukan ketika jatuh tempo dalam 30-90 hari.

Metode Pencatatan Piutang Dagang

·         Debitkan Piutang Dagang ketika mengirimkan faktur kepada pelanggan.

·         Kreditkan Piutang Dagang ketika menerima pembayaran faktur dari pelanggan.

Pada saat perusahaan menjual barang/jasa kepada pelanggan, segera buatkan faktur yang tertera nominal total harga barang/jasa yang kita berikan dan juga jangka waktu pembayaran yang telah disepakati dengan pelanggan ( misal: 30 hari ).

Ketika perusahaan memberikan faktur tersebut, maka nominal pembayaran didebitkan di piutang dagang (Account Receivable) dan dikreditkan pada persediaan (Inventory).

Kemudian, pada saat pelanggan melakukan pembayaran tunai sebelum masa jatuh tempo kepada perusahaan, maka jumlah nominal didebitkan di Kas (Cash) dan dikreditkan pada piutang dagang (Account Receivable).

Dengan pencatatan ini, maka perusahaan dapat melihat saldo Piutang Dagang untuk setiap pelanggan.

 

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved