Definisi Rasio Modal Kerja

Berdasarkan definisi, rasio modal kerja adalah gambaran posisi keuangan jangka pendek berupa ukuran kelancaran proses operasi suatu perusahaan dalam kurun waktu satu tahun.

Kata lain dari rasio likuiditas itu menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan membayar utang atau kewajiban dengan kas atau aset non-kas yang mereka miliki.

Dalam setiap proses bisnis, perusahaan membutuhkan modal kerja berupa kas atau aset non-kas yang dapat dicairkan untuk membiayai operasional perusahaan tersebut.

Modal kerja seringkali dikenal dengan istilah aset lancar perusahaan dalam laporan keuangan. Aset itu dikelola untuk menghasilkan pendapatan rutin perusahaan.

Alasan Rasio Modal Kerja Penting 

Pada dasarnya, rasio ini sangat penting untuk mengetahui kondisi perusahaan. Pasalnya, rasio tersebut mampu memberi gambaran posisi keuangan jangka pendek sehingga membantu perusahaan mengevaluasi dan memantau seberapa besar efisiensi modal kerja yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

Para pemilik bisnis, akuntan, investor dan pelaku ekonomi lain menggunakan rasio likuiditas itu untuk menghitung modal kerja atau aset keuangan yang tersedia dalam sebuah perusahaan.

Dapat dikatakan, hal ini merupakan indikasi yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menangani kewajiban keuangan jangka pendeknya, seperti membayar gaji karyawan, membayar utang, dan kewajiban lain.

Khusus bagi pelaku usaha, kata lain dari rasio likuiditas itu penting untuk menjadi barometer bagi kesehatan keuangan perusahaan.

Rasio ini juga dapat membantu memprediksi masalah arus kas yang akan datang dan bahkan sinyal kebangkrutan yang sangat penting dalam perekonomian saat ini.

Bagi kreditur, kata lain dari rasio likuiditas itu bisa menjadi acuan untuk mengetahui prospek terkait dividen dan kemampuan perusahaan membayar biaya bunga utang di masa mendatang.

Jenis-jenis Rasio Modal Kerja

Beberapa jenis rasio modal kerja yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dalam jangka pendek antara lain :

Current Ratio

Rasio ini melakukan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan utang lancar. Jika rasio yang menunjukkan aktiva lancar dalam komposisi yang lebih besar dari utang, maka perusahaan dapat dikategorikan cukup memuaskan.

Beberapa ahli akuntansi menilai standar umum jumlah current ratio ialah sebesar 200% atau 2x. Hal itu bisa digambarkan dengan setiap Rp1 utang jangka pendek terjamin oleh aktiva lancar sebesar Rp2.

Namun, beberapa lain menganggap tak ada standar umum rasio modal kerja yang pasti. Pengukuran perlu membandingkan dengan rasio rata-rata perusahaan di industri sejenis.

Quick Ratio

Rasio ini membandingkan antara aktiva lancar kecuali inventori atau persediaan dengan utang jangka pendek. Perhitungan quick ratio bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban tanpa persediaan.

Pasalnya, persediaan membutuhkan waktu cukup lama untuk direalisasikan menjadi uang tunai.

Komponen aktiva lancar selain persediaan dianggap paling likuid untuk menjamin pembayaran utang saat jatuh tempo. Pada dasarnya, kreditur akan memperhatian quick ratio dalam pemberian kredit.

Berdasarkan perhitungan, jika quick ratio kurang dari 100%, maka posisi likuiditas dianggap kurang baik.

Cash Ratio

Rasio ini terdiri dari kas ditambah dengan instrumen efek atau aset likuid yang paling terjamin.

Cash ratio yang bertambah dapat berarti jumlah uang tunai yang tersedia semakin banyak, sehingga proses pelunasan kewajiban tidak akan mengalami kesulitan.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved