Perkembangan teknologi terutama digitalisasi, di era Revolusi 4.0 terus berkembang hingga mengubah wajah berbagai sector, khususnya akuntansi. Perkembangan teknologi informasi dan big data menuntut agar akuntan beradaptasi dalam menghadapi Revolusi Industri. Kemajuan ekonomi digital telah membuka berbagai peluang baru juga meningkatkan risiko di era puncak industri saat ini. Perubahan ini sangat mempengaruhi perkembangan akuntansi. Digitalisasi pada profesi akuntansi telah berlangsung selama beberapa tahun. Hal ini dibuktikan dari hasil survei yang dilakukan terhadap CFO dan akuntan senior di Indonesia yang mencakup sekitar 100 CFO dan akuntan senior, 70% CFO dan akuntan senior percaya bahwa 60% profesi akuntansi rutin di bidang keuangan dapat dijalankan secara digital atau otomatis dalam banyak hal, dengan tujuan meningkatkan kinerja keuangan melalui kegiatan analitis yang memberikan nilai tambah pada keputusan strategis dalam bisnis. Implementasi sistem informasi akuntansi merupakan salah satu cara digitalisasi akuntansi agar perusahaan dapat mengoptimalkan bisnisnya. Adapun urgensi digitalisasi dalam akuntansi adalah untuk meningkatkan akurasi untuk mengelola tingginya ketidakpastian pasar yang penuh persaingan.

Tentunya, melihat perkembangan teknologi, terutama robotisasi yang sangat dinamis membuat segelintir masyarakat menganggap bahwa robotisasi merupakan sarana untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi, sementara yang lain juga melihatnya sebagai ancaman serius terhadap keberlangsungan peran tradisional akuntan. Melihat kuatnya arus digitalisasi di era Revolusi 4.0 yang semakin mendominasi, lantas menimbulkan pertanyaan : apakah implementasi robotisasi dalam dunia akuntansi akan membantu atau justru mematikan peran para akuntan?

Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyatakan bahwa dalam kurun waktu 5 tahun mendatang, teknologi digital diperkirakan mampu menggantikan peran profesi seperti akuntan, penilai dan aktuaris. Sebenarnya, perlu diketahui bahwa peran akuntan tidak akan sepenuhnya tergantikan oleh teknologi melainkan sedikit mengalami pergeseran saja. Oleh karena itu, Akuntan harus mengembangkan keterampilannya terutama pada pengetahuan teknis untuk mempertahankan eksistensinya. Penelitian menyatakan bahwa keterampilan terpenting seorang akuntan adalah: 1. Manajemen bisnis; 2. Analisis resiko; 3. Teknologi informasi (Alhabsyi, 2017).

Perlu untuk digaris bawahi bahwa teknologi robotisasi tidak dapat digunakan untuk melakukan suatu fungsi tanpa adanya implementasi seorang akuntan karena teknologi robotisasi hanya bekerja berdasarkan instruksi. Dalam setiap proses akuntansi, eksistensi seorang akuntan untuk pengambilan keputusan atau pertimbangan sangat diperlukan jika kecerdasan buatan tidak dapat melakukannya.



Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul \"Digitalisasi di Dunia Akuntansi: Membantu atau Mematikan Peran Akuntan\", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/nasywasisyy5104/65e6c2621470930cc30c3a04/digitalisasi-di-dunia-akuntansi-membantu-atau-mematikan-peran-akuntan

Kreator: Nasywa Sisyy



Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved